Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Penelitian Daerah Jambi, M Rahman di Jambi, Minggu (1/10).
Ia mengatakan, petani tidak perlu harus menebang pohon yang tua terlebih dahulu. Namun dimulai dengan menanam tanaman baru seperti karet atau tanaman sawit. Selain itu, ujarnya, tanaman tua dipotong secara bertahap mulai dari atas. Hal tersebut dapat mengurangi pembakaran dan komposnya juga dapat dijadikan pupuk.
Menurutnya, metode tersebut perlu disosialisaikan kepada masyarakat di Jambi. "Dengan cara ini dapat mengurangi pembakaran," kata dia.
Kabut asap di Kota Jambi terus terjadi. Berdasarkan papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) hari ini mencatat 122 pm masih dalam kategori tidak sehat. Hot spot ditemukan 65 titik yang tersebar di empat kabupaten di wilayah Propinsi Jambi, yaitu Kabupaten Tebo sebanyak 21 titik, Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 18 titik, Kabupaten Batang Hari sebanyak enam titik dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak delapan titik.
Namun menurut Ketua Harian Pusat Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Propinsi Jambi, Murjani Ahmad, titik api di Jambi apabila dibandingkan dengan propinsi tetangga seperti Sumatera Selatan masih lebih kecil. Ia mencontohkan, misalnya pada siang hari ini di Sumsel mencapai 1.072 titik, sedangkan di Propinsi Riau mencapai 55 titik. (dir)
Sumber : Elshinta