Demkian dikatakan salah seorang warga Jangkang Wukirsari, Bantul Yogyakarta, Nardi di Bantul Yogyakarta, Minggu (1/10). Ia mengatakan, puluhan hektar lahan sawah dan ladang di beberapa dusun di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul kekeringan dan tanahnya pecah-pecah. Sehingga sulit sekali ditanami padi dan palawija.
Menurutnya, warga mencoba menanam ketela pohon dan ternyata hidup yang kemudian warga dapat memetik hasilnya. Dengan demikian sebagian besar warga menanam ketela pohon untuk menyambung hidupnya.
Nardi menjelaskan, kekeringan yang terjadi di wilayah tersebut tahun ini merupakan kekeringan paling parah. Sebelum terjadinya gempa, wilayah Wukirsari tidak mengalami kekeringan separah seperti saat ini, dimana tanahnya pecah-pecah.
Ia mengaku, tidak ada yang dapat ditanam kecuali ketela pohon. Pada saat panen saat ini ketela pohon tersebut jika dijual hanya seharga Rp 500 per kilogram.
Lebih lanjut Nardi menegaskan, tidak hanya sawah yang mengalami kekeringan akan tetapi sebagian besar sumur warga di kawasan itu juga mengalami kekeringan. Sehingga warga setempat meminta dropping air bersih dari Pemkab Bantul. Ia mengungkapkan, dropping air bersih itu saat ini tengah berjalan ke kawasan Wukirsari, dimana setiap harinya beberapa tanki masuk ke kawasan tersebut. (dir)
Sumber: Elshinta