Beras diproduksi di seluruh dunia, dari Amerika Utara ke Australia. Tapi produksi dari negara di Asia paling besar. Tak ayal, sejak dulu, tiga besar penghasil beras datang dari negara di Asia. Walaupun total produksi dari tahun ke tahun kerap ada penyimpangan.
Dari data statistik dunia, India dan China masih menyumbangkan sebagian besar lahan untuk memproduksi beras. Tak heran, kedua negara itu mencapai produksi tertinggi sejak 1997. Tapi dalam ukuran produktivitas, Amerika Serikat dan China sangat produktif, karena produktivitas per hektare lahannya sangat tinggi.
Kualitas rendah
Seiring dengan pertumbuhan produksi yang cukup dramatis pada 1999. Kendati pada 2000 sempat memperlihatkan penurunan, tapi pada tahun-tahun berikutnya produksi Thailand terus bertumbuh, produksi maupun produktivitas.
Kondisi itu membuat Indonesia, perlu waspada. Sebagai salah satu negara pengimpor beras, yang pada 1999 mengimpor hingga 3,72 juta ton dan 2003 hingga 3,25 juta ton, tanpa antisipasi, membuat negeri ini akan mengalami kesulitan.
Kita akan menjadi sangat bergantung pada produksi beras dari negara lain. Tapi, kita akan menjadi sulit jika produksi dunia dan di Indonesia stagnan akibat perluasan lahan menurun dan konsumsi melaju.
Pakar perberasan Internasional mengatakan dalam 25 tahun ke depan produksi beras dunia harus bertambah besar untuk mengimbangi pertumbuhan populasi dunia.
Tapi, kini, pertumbuhan ke arah itu akan sulit diraih karena masih akan ada persoalan lain seperti perubahan iklim, kelangkaan air dan faktor lainnya, yang akan membatasi kapasitas petani untuk memproduksi beras.
John Sheehy, ilmuwan senior dari IRRI, mengatakan, pada 2050 produksi beras Filipina harus tumbuh 96%, India 92%, Banglades 99% dan China 20%.
Saat mendeklarasikan 2004 the International Year of Rice, Dirjen Food and Agriculture Organization (FAO) Jacques Diouf sudah mengingatkan.
"Dari 840 juta orang, kini kelaparan, lebih dari 50% bergantung pada beras, baik untuk makan, income dan pekerjaan. Saat ini, masyarakat dunia harus bekerja sama menambah produksi untuk mendapatkan keuntungan."
Sumber: Bisnis Indonesia