Pemusnahan terlihat di lakukan dengan cara dipotong, dibakar, ditaburi kapur dan dikubur di lubang besar yang disediakan di empat blok, yaitu blok puhun, blok manis, blok wage, dan blok pahing.
Sejak pagi hari keranjang berisi unggas, sejumlah kandang burung berkicau dikumpulkan di empat tempat dan masing-masing lokasi pemusnahan diawasi dua petugas dari Dinas Pertanian KAbupaten Kuningan di tambah dengan dua orang dari penyuluh lapangan dan aparat desa.
Para peternak dalam aksi depopulasi yang dipimpin Bupati Kuningan, H.Aang Hamid Suganda, itu mendapat kompensasi Rp. 12.500 per ekor unggas sama rata baik besar maupun kecil yang dananya berasal dari dana talangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kuningan, JAwa Barat, senilai Rp. 100 juta.
Usai menyaksikan pemusnahan unggas, Aang Hamid menjelaskan, bahwa pemusnahan unggas yang sebagian besar positif flu burung itu dilakukan untuk mencegah penularan virus ke manusia dan mencegah penularan ke unggas di wilayah lain karena sulit memantau perdagangan unggas.
"Kami juga berharap peternak di sini dan di desa yang lain bisa menerapkan bio-security baik dengan rajin melakukan penyemprotan pada kandang, agar virus tidak berkembang biak di lokasi itu,tambahnya.