Keberadaan organisasi perunggasan di tingkat regional dan daerah dapat dirasakan langsung bagi anggotanya. Mereka dapat mengetahui dengan cepat perkembangan informasi harga dan memperoleh teknologi budidaya terkini. Selain itu, organisasi di daerah juga menjadi wadah memperjuangkan hambatan-hambatan yang merugikan peternak seperti maraknya retribusi, pajak, flu burung, dan isu paha ayam impor.
Menurut, I Gusti Ketut Sastrawan, Ketua Umum Gabungan Asosiasi Perunggasan Sumatera Utara (GAPSU), umumnya, terbentuknya organinasi ini bertujuan akhir penyediaan protein hewani sesuai dengan kebutuhan sehingga perunggasan menjadi bidang usaha yang unggulan. “Tetapi kenyataannya, perunggasan masih banyak mengalami berbagai permasalahan dan kendala,” ujar Gusti, sapaan akrabnya, yang membentuk GAPSU pada 2003.
Agus Wahyudi, Ketua Umum Perhimpunan Industri Peternakan Ayam Ras (PINTAR) Lampung mendukung pernyataan itu. PINTAR dibentuk karena adanya kesatuan kepentingan bisnis pada 2002.
Info Pasar
Bagi Sigit Prabowo, seorang peternak ayam di Ciawi, Bogor, Jabar. Semenjak menjadi anggota Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), banyak hal yang telah dirasakannya, di antaranya dapat mengetahui perkembangan informasi harga di pasaran. Ini jelas memudahkan dia menyusun perencanaan jumlah day old chicken (DOC) yang akan dipelihara. “Jika harga ayam diprediksi akan bagus ke depannya, maka jumlah produksi diperbanyak,” ungkap Sigit.
Diakui oleh Anas Sujadmiko, Ketua Umum PPUN, keberadaan organisasinya sejak 2002 dapat dimanfaatkan peternak anggotanya untuk saling bertukar informasi dan teknologi budidaya, sehingga sesama peternak saling berbagi info dan ilmu. Hal ini juga dibenarkan Agus Wahyudi terbentuknya wadah organisasi agar semua pelaku usaha peternakan unggas mendapatkan keuntungan.
Ditambahkan Anas, PPUN menginformasikan perkembangan harga kepada 75 anggotanya menggunakan handpone (HP) melalui layanan pesanan singkat (short message service-SMS).
Sementara di Bali, Paguyuban Peternak Ayam se-Bali (PPAB) mampu menyeragamkan harga ayam karena sekitar 80% anggotanya merupakan peternak kemitraan. “Jadi istilahnya ada kesepakatan harga antara peternak dengan pemodal,” kata I Ketut Yahya Kurniadi, Ketua PPAB, di sela-sela Indolivestock 2006.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peternak, PINTAR Lampung melakukan berbagai seminar teknis dan pelatihan, penyuluhan. “Selain itu, PINTAR juga melakukan penyuluhan pentingnya konsumsi telur dan ayam pada konsumen,” ungkap Agus. Lain pula jurus PPUN. Menurut Anas, organisasi yang dipimpinnya setiap bulan mengadakan pertemuan rutin yang dikerjasamakan dengan perusahaan sponsor. “Seperti bulan Juni lalu, PT Novartis yang mempresentasikan mengenai pengobatan ternak,” urai Anas, mantan karyawan perusahaan pakan.
Wadah Perjuangan
Organisasi, menurut drh. Hari Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (APAYO) juga merupakan wadah perjuangan untuk menyuarakan kepentingan para peternak terkait dengan ancaman keberlangsungan perunggasan. Dalam hal inilah APAYO senantiasa konsisten menolak tegas hadirnya paha ayam impor di Indonesia karena jelas-jelas merugikan peternak.
Sependapat dengannya, Gusti Sastrawan, menyatakan, di daerah yang merupakan ancaman adalah retribusi-retribusi yang sangat memberatkan peternak. Di Sumut, GAPSU memperjuangkan mengenai retribusi pengawasan DOC di kota/kabupaten yang telah sempat diberlakukan hingga ke Mahkamah Agung. Hasilnya, retribusi tersebut kini tidak berlaku lagi.
Demikian pula di Lampung, PINTAR memperjuangkan Izin Mendirikan Bangungan (IMB) dan izin lingkungan bagi pendirian kandang dan ketentuan yang mengharuskan ada sumur bor di suatu farm. “PINTAR melakukan pendekatan kepada Pemda agar aturan ini dipertimbangkan pemberlakuannya,” jelas Agus.
Blitar, sentra petelur di Jatim pun tak mau kalah. Mereka mendirikan Himpunan Perunggasan Blitar (HPB). Menurut H. Masngut Imam S. (Santoso Farm), sang pendiri, selama HPB telah bekerjasama dengan pemda Blitar untuk menangani flu burung. HPB menggerakkan anggotanya untuk melakukan vaksinasi yang disponsori pemda. Ditambahkan Care-taker HPB, Hidayatur Rahman, pemda hanya menyediakan vaksin, sedangkan pelaksanaannya dilakukan anak kandang masing-masing tetapi tetap dipandu vaksinator Pemda.
AGRINA