"Perusahaan banyak menerima tawaran dari importir termasuk Eropa untuk memasok biodiesel dari sawit itu, tapi belum kami respon karena masih mempelajari minat pasar bahan bakar itu termasuk kebijakan pemerintah terhadap produk itu," kata juru bicara PT PP London Sumatra (Lonsum) Indonesia Tbk Duddy Pramudyanto kepada Antara di Medan, kemarin.
Perusahaan perkebunan swasta itu tidak mau gegabah menekuni bisnis tertentu kalau belum melihat jaminan pasar yang bisa menguntungkan perusahaan.
Perusahaan itu terus mempelajari dan mengamati perkembangan permintaan pasar atas biodiesel sebelum menentukan sikap memasukui bisnis tersebut.
Saat ini perusahaan itu masih terkonsentrasi pada crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO) dari tanaman kelapa sawitnya.
"Pasar CPO dan PKO masih cukup menjanjikan hingga beberapa tahun ke depan, sehingga kami masih terkonsentrasi pada produksi kedua produk itu di luar memproduksi benih, penanaman karet, kakao dan sedikit kopi," katanya.
Untuk meningkatkan ekspor minyak sawit itu sendiri, PT Lonsum terus membuka lahan baru termasuk peremajaan tanaman hingga menambah pabrik kelapa sawit (PKS)-nya.
Pengembangan tanaman sawit tahun ini sedang dilakukan di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Sumut (replanting) dengan total sekitar 6.500 hektare.
"Di Sumut tidak ada pembukaan lahan baru karena perusahaan belum mendapatkan lahan kosong yang dinilai sesuai untuk sawit di tengah semakin minimnya lahan kosong," katanya. (editor: ln)
Sumber: Bisnis Indonesia