Di Garut, 14 pasien telah dirawat karena suspect flu burung. Sementara tiga lainnya masih menunggu konfirmasi hasil penelitian laboratorium, dimana dua diantaranya telah meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, Yudhi Prayudha pagi ini, Selasa (22/8) mengatakan, tamiflu tersebut tidak diberikan langsung kepada masyarakat untuk 10 hari, tetapi diberikan setiap hari dari hari ke hari untuk memastikan bahwa obat tersebut diminum.
Menurut Yudhi, awalnya pada Jumat lalu tamiflu diberikan secara selektif hanya kepada yang kontak dengan korban dan yang deman. Tetapi, lanjutnya, sejak Minggu (20/8) lalu tamiflu tidak diberikan secara selektif dan diberikan kepada semua penduduk di tiga kampung tersebut.
"21.000 tamiflu itu karena jumlah penduduknya kurang lebih 2.100. Jadi hari demi hari akan dipantau obat yang di diberikan kepada warga. Setiap warga diberikan satu tamiflu per hari selama 10 hari," jelas Yudhi. (der)
Sumber : Elshinta