Menurut salah satu anggota kelompok tani di Desa Sampang, Kecamatan Temayang, Zainuddin, Selasa (15/8), kejadian kekeringan sawah berlangsung mulai bulan Juli lalu hingga saat ini. Apalagi di desanya tidak ada aliran irigasi dan hanya mengandalkan air hujan saja.
Ia menjelaskan, akibat kejadian tersebut saat ini sawah miliknya hampir satu hektar tidak dapat ditanami apapun. Pasalnya lahan disawahnya kering kerontang dan pecah-pecah.
Zainuddin mengungkapkan, tahun ini kekeringan sawah di desanya sangat parah dibandingkan tahun lalu. Karena pada tahun lalu untuk bulan ke-6 sawahnya masih dapat ditanami kedelai atau tembakau. Namun saat ini rumput pun tidak dapat tumbuh di sawahnya.
Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Desa Sampang, Kecamatan Tembayang akan tetapi masih ada desa lainnya yang mengalami nasib serupa, yaitu di Desa Buntalan, Desa Jono, Desa Bakulan, Desa Belun dan Desa Pandantoyo.
Sementara itu, seorang petani di Desa Kali Ciberik, Kecamatan Sukosewu Damin juga mengalami hal serupa. Bahkan terakhir kalinya tanaman padinya mengalami gagal panen pada bulan ke-5 lalu. Sedangkan saat ini sawahnya mengalami kekeringan, karena air diwilayahnya tidak dapat masuk. Di Kecamatan Sukosewu sawah yang mengalami berada di Desa Kali Cilik, Desa Sumberjo Kidul dan Desa Sidodadi yang jauh dari saluran irigasi. (dir)
Sumber: Elshinta