Kawanan gajah tersebut turun ke perkebunan dan merusak kawasan kebun sawit di empat desa di Kecamatan Langgam, kabupaten Pelelawan, Riau, sepekan terakhir ini.
"Gajah adalah penghuni asli TNTN. Namun, sejak tahun 2003 perambahan liar terus marak terjadi di TNTN, termasuk kawasan penyangganya. Akibatnya, kehidupan gajah terusik. Mereka berusaha menemukan hunian aman dan sumber makanan . Tak heran jika mereka kemudian merambah kebun sawit," kata Koordinator Penanggulangan Konflik Manusia dan Gajah World Wide Fund for Nature (WWF) Riau Nurchalis Fadli, KAmis (10/8).
Kawanan gajah tersebut hingga kini masih berada di sekitar kawasan perkebunan rakyat. Mereka dilaporkan sempat menghilang masuk kembali ke dalam hutan, tetapi, menurut Nurchalis Fadli, berdasarkan siklus hidup gajah, tidak lama lagi mereka bakal kembali ke perkebunan karena lokasi itu menjadi alternatif terdekat sumber makanan.
Habitat gajah yang asli telah terkikis karena perambahan liar di TNTN dan kawasan penyangganya sejak tahun 2003. Perambahan telah sampai di daerah perluasan TNTN, seperti Desa Toro Jaya yang berkembang tiga tahun terakhir. Sekitar 1.000 keluarga tinggal di kawasan sekitar 2.000 hektar ini.
Warga desa itu mendapat lahan dengan membeli dari aparat desa sekitar. berbekal surat kepemilikan tanah, mereka berhak mengelola lahan minimal seluas dua hektar.
Setelah pokok-pokok pohon ditebang dan dijual, lahan dan belukar tersisa dibakar untuk pembersihan sebelum penanaman sawit. Data WWF Riau menunjukkan, kondisi serupa bermunculan di lokasi lain. (NEL)
Sumber : Bisnis Indonesia