Rabu, 2 Agustus 2006

Pemerintah akan Bagikan 40 Mesin Pembuat Minyak Jarak

Deperin mendapat tugas membuat mesin penghasil minyak jarak, yang tadinya delapan mesin untuk delapan daerah masing-masing empat berkapasitas 6.000 ton/tahun, dan empat mesin kapasitas 300 ton/tahun.

 

Namun untuk menjangkau lebih banyak daerah, agar yang sudah menghasilkan biji jarak tercover maka kapasitasnya didownsize dari delapan mesin menjadi 40-50 mesin kecil, agar bisa disebar kemana-mana, papar menteri Perindustrian, Fahmi Idris, di Jakarta, Selasa.

 

Orientasi penyebarannya, lanjut Fahmi, adalah bagi pembangunan desa mandiri energi, misalnya desa nelayan, agar mereka bisa menggerakan perahu dengan biodiesel, traktor tangan, dan penerangan.

 

Konsep desa mandiri energi adalah desa dengan potensi lahan, dan tingkat pertama mesin diberikan gratis.

 

Sementara itu, dalam rangka mengintesifkan substitusi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar nabati seperti etanol, Fahmi mengaku beluma da rumusan yang jelas.

Meski demikian, Fahmi tak menyangkal pelarangan ekspor tetes tebu sebagai bahan baku bio etanol merupakan cara yang palings ingkat untuk mendorong produksi etanol dalam negeri.

 

Produksi tetes tebu yang setiap tahunnya 1,2-1,3 juta ton masih tidak dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri yang besar.

 

"Jumlahnya kurang, kita masih mengekspor pula, antara 200-300 ribu ton bioetanol, jadi logis kita konsentrasikan untuk penggunaan dalam negeri metodenya bagaimana, macam-macam bisa kita tempuh, "ujar Fahmi.

 

Sumber : ANTARA

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain