Senin, 31 Juli 2006

Menarik investor ke lumbung beras Tabanan

Pada 2000 besarnya pendapatan asli daerah (PAD) Tabanan hanya Rp6 miliar, tahun lalu meroket menjadi Rp36,5 miliar. Berbagai upaya pembenahan percepatan pembangunan dengan semangat otonomi daerah membuat Tabanan yang dikenal sebagai lumbung beras ini, kian berbenah. Tak heran jika pimpinan pemerintahan kabupaten mematok target PAD menjadi Rp43 miliar tahun ini.

Wakil Bupati Tabanan I Gusti Gde Putra Wirasana mengatakan masih banyak potensi daerah yang belum tergarap. Tahun ini pihaknya menawarkan sejumlah daerah yang menggiurkan kepada investor untuk dilirik. Tidak tanggung-tanggung rencana investasi yang dikonsultasikan dengan IFC-Pensa telah dipresentasikan hingga ke New York, AS. "Kami menunggu follow up. Ini seperti halnya jualan di pasar pasti ada yang tertarik dan menawar," kata Wirasana yang alumnus Universitas Udayana itu.

Rencana penanaman modal Tabanan 2007 (Rp juta)
Sektor/subsektor Rincian Nilai Investasi
Industri Pengolahan kayu, genteng glasir,kerajinan perak, batok kelapa 6.500
Pertanian Jagung hibrida, pengolahan kakao, kopi, limbah kelapa, vanili 11.500
Peternakan Pengembangan sapi kereman dan bibit 12.305
Kehutanan Penanaman albesia, bambu, tanaman obat, agroforesti 274.939
Perikanan Pabrik pakan ikan, toko perikanan, hatchery udang galah 1.500
Perdagangan Pasar seni 12.000
Usaha kecil Pengembangan usaha retail 500
Transportasi Perparkiran, bengkel, terminal tipe B 103.036,78
Pariwisata Pengembangan kawasan Soka, Yeh Panes, bambu Angseri, hutan Mekuri, agrowisata Candikuning, Jatiluwih, Batungsel dan kolam renang Sanggulan 36.700
Kesehatan Laboratorium kesehatan masyarakat 2.160
Total perkiraan investasi 461.140,78
Sumber: Kantor Penanaman Modal Daerah (PMD) Pemkab Tabanan (diolah)

Apa saja yang ditawarkan? Sesuai dengan basic Tabanan, sektor pertanian memiliki prioritas unggulan dengan berbagai bidang yang bisa dikerjakan seperti padi yang menghasilkan 225.000 ton per tahun atau ekuivalensi dengan 110.000 ton beras. Padahal, konsumsi lokal Tabanan hanya 53.000 ton beras dan surplus 57.000 ton memenuhi kebutuhan berbagai daerah lain termasuk luar Bali.

Beras Tabanan dikenal putih, pulen, berisi, dan memiliki variasi yang cukup banyak. Ada sejumlah areal persawahan digunakan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang kian berkualitas. Daerah ini memiliki irigasi sawah diorganisasi kelompok subak yang berbasis petani dan lembaga tradisional mandiri. Subak yang bercorak sosio-religius ini berlandaskan Tri Hita Karana sebuah filosofi tentang keharmonisan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya.

Sumber : Bisnis Indonesia

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain