Menurut Sekretaris Asosiasi Pedagang Beras Pasar Dargo Semarang, Ahmad Dinomo di Semarang, Jateng, Selasa (25/7), sebenarnya kenaikan harga beras telah dipicu sejak terjadinya gempa bumi di Yogyakarta dan Klaten. Dimana pada saat itu, ujarnya, beras banyak dicari banyak orang untuk memberikan bantuan.
Ia menjelaskan, kondisi tersebut diperparah dengan adanya kekeringan atau kemarau panjang yang mengakibatkan sejumlah daerah gagal panen. Oleh karena itu, tegas Ahmad, harga beras di sejumlah pasar tradisional maupun di tingkat pengecer di Semarang saat ini mengalami kenaikan yang cukup tajam.
Ahmad menyebutkan, kenaikan tersebut rata-rata bekisar antara Rp 400 hingga Rp 600 untuk setiap kilogramnya. Untuk beras jenis IR64 atau C4 alami kenaikan dari Rp 3.500 perkilogram menjadi Rp 3.900 perkilogram yang hanya terjadi di pasar induk. Sedangkan di tingkat pengecer harganya mencapai Rp 4.300 perkilogram.
Sementara untuk beras jenis menthik wangi juga mengalami kenaikan, jika sebelumnya dengan harga Rp 4.200 perkilogram saat ini menjadi Rp 4.600 perkilogram. Bahkan di tingkat pengecar telah mencapai Rp 5.300 perkilogram.
Seperti diketahui, kekeringan yang terjadi di Jawa Tengah saat ini makin meluas, dimana ribuan hektar sawah mengalami puso atau gagal panen. Wilayah yang mengalami gagal panen karena kekeringan, diantaranya terjadi di daerah lumbung padi Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri.(dir)
Sumber : Elshinta