Senin, 24 Juli 2006

Penanganan Flu Burung Ala Thailand

Somsak Pakpinyo, seorang sarjana S3 Universitas Chulalongkorn, berbicara sebagai wakil dari Thailand dan mempresentasikan kebijakan negerinya menangani flu burung.

 

Hal yang menarik dari pemaparan Somsak adalah kebijakan Thailand yang melarang penggunaan metode vaksinasi unggas dan ayam ternak dalam upaya pencegahan penyebaran flu burung.

 

Bagaimana dengan Indonesia?

 

Tri Satya Naipospos, dari komisiNasional Flu burung, menyebutkan bahwa Indonesia justru menerapkan kebijakan vaksinasi sebagai pelengkap metode biosecurity- yang ditempatkan sebagai lini terdepan.

 

Strategi Thailand

 

"Setelah mempertimbangkan keuntungan dan kerugian vaksinasi AI, pemerintah berkeputusan untuk melarang vaksinasi dalam industri peternakan," kata Somsak.

 

Vaksinasi AI tidak menyelesaikan masalah. Vaksinasi merugikan sektor ekonomi karena bertentangan dengan regulasi IOE dan Uni Eropa karena satu persen dari hewan yang divaksinasi dapat tetap menularkan virus tanpa menunjukkan gejala-gejala klinis.

 

"Strategi kedua adalah pemantauan aktif secara klinis terhadap industri peternakan,"ujar dia.

 

Pemusnahan massal terhadap unggas yang terpapar dan dicurigai terpapar flu burung pun dilakukan dalam tempo tak lebih dari 24 jam sejak hasil uji klinis menunjukkan adanya penularan virus tersebut.

 

"Strategi ini diterapkan oleh polisi, petugas pangan, peternak, dan rumah jagal. Kerja sama di antara mereka adalah kunci keberhasilan pemantauan virus,"masih kata Somsak.

 

Strategi Thailand juga terletak di tindakan pencegahan. Peternakan unggas ditingkatkan standarnya, sesuai dengan biosecurity, tingkat higienitas, dan pengawasan dokter hewan.

 

Sumber: ANTARA

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain