Bey Mui LEng, Asisten Direktur Hubungan Media Kementrian Kesehatan Singapura dalam siaran persnya hari Selasa (18/7) kemarin mengatakan, pelatihan dilaksanakan lima hari, dan diikuti oleh 20 staf laboratorium Litbangkes Depkes, dan delapan staf laboratorium dari berbagai daerah di Indonesia.
Pelatihan itu melengkapi para partisipan dengan pengetahuan dan keterampilan praktis mengenai penggunaan teknologi untuk mendiagnosis infeksi flu burung pada manusia.
Sebagai contoh, selama training para partisipan diberi kesempatan langsung untuk menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction), suatu prosedur tes yang akurasinya tinggi untuk mendiagnosis flu burung.
Para partisipan juga berkesempatan mengunjungi The Genome Institute of Singapore disertai dengan penjelasan lengkap mengenai organisasi dan prosedur kerja di institut tersebut.
"Ada partisipan yang menyatakan training ini memberi kesempatan staf laboratorium menjalin interaksi profesional dan kerja sama," ungkap Bey Mui Leng.(LOK)
Sumber: Kompas
