Rabu, 19 Juli 2006

Tempurung kelapa sumber energi alternatif Bisnis masa depan dan akses pasar lebih terbuka

Saat harga BBM tahun lalu naik, pemerintah mempromosikan briket batu bara dan biodiesel sebagai alternatif solusi finansial bagi masyarakat kebanyakan yang kesulitan menghadapi lonjakan kenaikan tersebut.

Sayangnya, harga murah energi alternatif itu tidak disertai keuntungan komparatif bagi penggunanya. Briket batu bara, misalnya. Oleh ahli kesehatan, briket ini dinilai bisa merusak organ pernafasan dalam jangka waktu puluhan tahun mendatang.

Briket tersebut juga relatif tidak praktis karena masyarakat butuh waktu puluhan menit dalam menyalakan dan memadamkannya. Demikian pula dengan biodiesel yang keberadaannya belum meluas alias baru bisa didapat di kota besar tertentu saja.

Pengeluaran dan pendapatan bisnis optimalisasi tempurung
(per bulan)
No. Pengeluaran Jumlah
1. Pembelian arang kelapa 300.000 ton x @Rp900 per kg Rp270.000.000
2. Biaya listrik 50.000 Kwh x @ Rp550 Rp 27.500.000
3. Biaya pegawai 10 orang x @ Rp750.000 Rp 7.500.000
4. Biaya perawatan mesin Rp 5.000.000
5. Biaya angkut Rp 3.600.000
6. Biaya lain-lain Rp 56.000.000
Total pengeluaran Rp369.600.000
No. Rincian pendapatan Jumlah
1. Penjualan Briket Tempurung 60.000 kg x @Rp3.500 Rp210.000.000
2. Penjualan Arang Granular 240.000 kg x @Rp1.500 Rp360.000.000
Total pendapatan Rp570.000.000

Sumber : PT BGI Bandung 2006, diolah

Tentunya, energi alternatif yang satu ini bukan sembarang energi. Karena keunggulannya yang tidak membahayakan kesehatan, praktis, dan enteng di kantong membuat briket tempurung kelapa kini sudah diimpor masyarakat Korea Selatan.

Sumber: Bisnis Indonesia

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain