Jumlah korban sebanyak itu ditemukan dari 10 daerah bencana, yakni Pantai Krapyak, Pantai Barat, Pantai Timur, Batu Hiu, Karang Tirta, Bojong Salawe, Batu Karas, Bulak Banda, Legok, dan Bulak Laut Pangandaran.
Personel TNI dan para sukarelawan juga sejak Senin sore telah mendirikan Posko Pengungsian di berbagai tempat yang relatif aman, seperti di daerah Cijulang, Kali Pucung, Parigi, dan Cidamulih serta memfasilitasi pengungsian ke Masjid Agung Pangandaran.
Mengenai gelombang tsunami itu sendiri, seorang saksi mata, Min Laeni (36) yang saat ini tengah dirawat di RS Daerah Banjaran mengatakan, saat tsunami terjadi, ia bersama dua rekannya sedang berjalan-jalan di kawasan Pantai Barat Pangandaran sambil minum es kelapa muda di sela-sela waktu luangnya pada pelatihan pemberdayaan masyarakat di Hotel Bumi Nusantara Pangandaran.
"Senin sore itu, sekitar pukul setengah empat, kami melihat ombak di pantai, kira-kira setinggi pohon kelapa, dan kami segera berlari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri. Dua rekan saya selamat, tapi saya diterjang ombak, dan ketika sadar telah tersangkut di mobil yang terbalik. Lalu saya dibawa warga ke RS Daerah Banjaran karena hampir sekujur tubuh saya terluka, terutama di bagian tangan," tuturnya.
Ia mengaku belum mengetahui bagaimana keadaan dan nasib rekan-rekannya sesama instruktur serta para peserta pelatihan yang berjumlah 92 orang. Saat tsunami terjadi, dan air bah menerjang Hotel Bumi Nusantara, tempat pelatihan masih berlangsung.
Sumber:ANTARA