Menurut Ketua Kelompok Tani Roseli Kecamatan Semen, di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ia menyebutkan, di Kecamatan Semen terdapat sekitar 20 hektar lahan pertanian tanaman roseli. Hasil pertanian ini, ujarnya, biasanya digunakan untuk pembuatan teh dan agar-agar.
Kami menjelaskan, pada hari biasa, dari 0,5 hektar ia dapat menghasilkan dua kuintal bunga roseli kering dengan harga antara Rp 35.000 perkilogram. Namun sejak dua bulan terakhir, produktivitas menjadi menurun hingga 75 persen. Dengan demikian, ungkap Kami, para petani harus menanggung kerugiaan mencapai lebih dari Rp 100 juta.
Ia menuturkan, para petani juga mengalami kesulitan mencari air untuk mengairi tanaman roselinya. Bahkan, lanjut Kami, untuk mendapatkan air , para petani roseli harus melakukan pengeboran sedalam 100 meter didalam tanah. Akibat kesulitan air tersebut, tanaman roseli banyak yang mengering dan rontok.
Lebih lanjut Kami mengungkapkan, para petani hanya pasrah dalam menghadapi masalah tersebut dan saat ini para petani berencana meninggalkan profesinya tersebut. Pasalnya lahan tanaman Roseli tersebut kini tidak dapat digarap kembali. (dir)
Sumber: Elshinta