Direktur PPKS, Dr. Witjaksana Darmosarkoro, yang juga ketua Panitia IOPC menyampaikan kesimpulan konferensi:
1. Tema IOPC 2006 menyikapi berbagai tantangan dan isu dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk pengembangan kelapa sawit.
2. Pada konferensi ini dibahas 58 makalah dan 55 poster yang erat berkaitan dengan industri kelapa sawit. Sekitar 1000 peserta dari berbagai negara menghadiri konferensi. Pada konferensi ini juga diadakan pameran teknologi dan produk yang berkaitan dengan industri kelapa sawit.
3. Industri kelapa sawit terus berkembang pesat di Indonesia, Malaysia dan negara-negera lain. Industri ini terbukti telah berhasil memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan dengan menyediakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan.
4. Minyak kelapa juga telah berkembang fungsinya dalam menyediakan energi. Biodisel merupakan topik menarik dalam konferensi ini.
5. Tantangan pengembangan kelapa sawit di masa mendatang menjadi lebih besar dengan berkembangnya issu lingkungan. Ini memerlukan riset dan dukungan pemerintah.
6. Berbagai temuan baru dalam teknologi perkelapa sawitan juga dibahas dan dipamerkan dalam konferensi ini, termasuk bibit unggul, kultur jaringan, teknik baru dalam pemupukan dan FEROMONAS, yaitu atraktan hama serangga Rhynoceros. FEROMONAS yang dikembangkan oleh PPKS di-launcing oleh Menteri Pertanian pada konferensi ini tanggal 20 Juni.
7. Pada konferensi ini juga dilakukan pertemuan terbatas untuk membahas perlunya dibentuk Global Network on Oil Palm Research. Lebih dari 40 tokoh dan pimpinan lembaga penelitian kelapa sawit dari berbagai dunia bersepakat untuk membentuk network tersebut. Tim kecil dibentuk untuk menindak lanjuti gagasan ini yang dipimpin oleh PPKS.
Sebelum menutup konferensi Konferensi, Dr.Achmad Suryana memberikan sambutan penutup yang menekankan:
1. Perlunya penyikapan yang serius akan issu lingkungan dalam pengembangan kelapa sawit. Ini termasuk zonasi dan buffer zone dalam memeliharan keragaman lingkungan.
2. Perlunya diversifikasasi produk turunan kelapa sawit dan pengembangan indutri hilir kelapa sawit. Indonesia jangan terpaku pada CPO.
3. Perlunya pengembangan penelitian kelapa sawit di Indonesia. R&D kelapa sawit harus mendapat perhatian khusus karena ini menjadi sangat diperlukan dalam mendukung pengembangan kelapa sawit di masa datang. Dukungan pemerintah melalui PPKS akan ditingkatkan sejalan dengan revitalisasi pertanian. Kolaborasi antar lembaga-lembaga penelitian kelapa sawit baik swasta maupun PPKS sangat diperlukan untuk percepatan pengembangan teknologi.
4. Perlunya pengembangan mekanisma agar petani memahami pentingnya penggunaan bibit kelapa sawit yang legitimate dan menghindari yang palsu, karena rendahnya produktivitas nasional banyak disebabkan oleh pemakaian bibit palsu. Pentingnya sosialisasi ke petani dan membuat bibit legitimate mudah tersedia bagi petani harus dilakukan karena sekitar 35% kebun kelapa sawit Indonesia diusahakan oleh petani.
Suksesnya IOPC 2006 ini memberikan momentum penting bagi pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia dan dunia. Peranan Indonesia akan semakin penting dalam perkelapasawitan dunia.
Agrina