Menurut data yang diuraikan Kepala Pegadaian Cabang Brebes, Nurrudin kepada ELSHINTA, senin (3/7), jika dibandingkan pada bulan Mei, Juni dan Juli 2005 lalu angka tebus mesin bor nasabah dari para petani ini dengan pada bulan yang sama tahun 2006 ini meningkat hingga 10 persen setiap harinya.
Nur menjelaskan, setibanya mesin kemarau ini membuat para petani berlomba menebus mesin bor dengan cara menukar perhiasan emas mereka dengan mesin bor. Menurutnya, setiap harinya hampir sepuluh mesin bor dari jumlah total 1.000 mesin bor yang ada di pegadaian diambil oleh pemiliknya.
Ia mengungkapkan, saat ini mesin bor yang ada di pegadaian masih tersedia sekitar 900 unit dengan variasi harga gadai dari Rp 800 ribu hingga Rp 1,2 juta tergantung dari jenis dan kekuatan silinder mesin.
Lebih lanjut Nur menuturkan, tercatat pada bulan Mei 2006 lalu jumlah mesin bor yang ditebus mencapai 19 unit. Sedangkan pada bulan Juni 2006 lalu, ujarnya, mencapai 551 unit dan pada awal bulan Juli 2006 lalu mencapai 39 unit mesin bor telah diambil oleh para pemiliknya.
Ia menambahkan, jumlah tersebut akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan mendesak para petani akan air untuk pengairan sawah mereka, yang tiba pada bulan Agustus mendatang sebagai pucak kemarau. (dir)
Sumber: ElShinta