Foto: Istimewa
Realisasi akseptor 34,03% dari target 4juta ekor
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN) yang merupakan kelanjutan program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) diklaim pemerintah berjalan positif. Program SIWAB yang sudah berjalan sejak 2017 hingga 2019, berubah naman pada 2020 menjadi SIKOMANDAN.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah mengatakan, realisasi SIKOMANDAN dari 2017 sampai 2020 untuk capaian akseptor yang dilakukan inseminasi telah melebihi target. Yakni sebanyak 15.095.704 ekor dari target sebanyak 12.495.007 ekor.
Sementara untuk kebuntingan ternak sebanyak 8.169.470 ekor dari target ternak bunting sebanyak 8.957.130 ekor, dan untuk kelahiran ternak sapi dan kerbau sebesar 7.040.160 ekor ternak dari target sebesar 7.470.661 ekor.
Untuk realisasi kegiatan pada 2021, akseptor sampai dengan 27 April 2021 sebesar 1.361.117 ekor atau setara 34,03% dari target 4.000.000 ekor akseptor. Kebuntingan ternak 834.642 ekor ternak yang bunting atau 30,98% dari target sebesar 2.714.283 ekor. Dan untuk kelahiran ternak sebesar 720.034 ekor atau 29,48% dari target 2.442.855 ekor.
"Jika dinilai kelahiran ternak sapi dan kerbau selama kurun waktu 2017 sampai 2020 dengan jumlah kelahiran ternak sebesar 7.760.194 ekor. Apabila dikalikan dengan harga pedet perekor Rp6 juta maka pendapatan peternak yang didapat dari SIKOMANDAN adalah sebesar Rp46,5 triliun," ujar Nasrullah.
Program ini didasari oleh keinginan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan daging dalam negeri dengan merangkul usaha peternakan rakyat, selain untuk mengurangi pasokan impor secara bertahap.
Terlebih, sapi potong dan kerbau merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat diminati masyarakat yang sebagian besar diusahakan dalam skala kecil atau sebagai usaha sambilan. Sistem peternakan rakyat sebagai usaha yang terintegrasi dalam sistem usaha tani di pedesaan, mampu menjadi penopang ekonomi keluarga.
Try Surya A