Foto: - DOK. JAPFA
Kolaborasi semua pihak untuk mendukung ketahanan pangan dan ekonomi berkelanjutan
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Memperkuat ekosistem pangan menjadi kunci untuk mencapai tujuan ketahanan pangan jangka panjang Indonesia. Hal ini mengingat naiknya tekanan global yang dipicu pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan ketidakpastian geopolitik.
Japfa sebagai sebagai produsen protein hewani di Asia menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif. Hal ini menjadi topik diskusi pada acara JAPFA for Indonesia Emas 2045: Nurturing Collaboration in Food Security.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy menjelaskan, transformasi pangan penting untuk mencapai swasembada pangan, keberlanjutan ekologi, serta peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. Untuk membangun sistem pangan yang kuat, Rachmat menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan.
“Transformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta hingga masyarakat,” ujarnya dalam sambutan di Jakarta (5/12).
Menurut Rachmat, mentransformasi sistem pangan menuju keberlanjutan, ketahanan, dan mendorong ruang yang inklusif adalah kunci yang sama untuk ketahanan pangan. Memperkuat koperasi dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi bagian penting dalam program transformasi pangan dan implementasi Program makan Bergizi Gratis (MBG).
“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam memperkuat dan mengembangkan sistem pangan yang tangguh, berdaulat, dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan generasi mendatang,” ulasnya.
Direktur Utama Japfa, Renaldo Santosa menjelaskan, Japfa telah lama memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia dan kawasan. “Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti membangun ekosistem nasional yang tangguh yang menjamin akses terhadap makanan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia. Ini adalah momen yang krusial bagi kita untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini,” jelasnya.
Dengan menetapkan kebijakan yang jelas, meningkatkan kualitas dan keamanan pangan, membuka potensi ekonomi biru, serta memprioritaskan kesehatan dan gizi generasi muda, sambung Renaldo, “Kita dapat membantu mewujudkan visi Indonesia dalam ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan pertumbuhan ekonomi.”
Pada sesi diskusi, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengungkapkan, pemerintah harus melakukan intervensi guna meningkatkan potensi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. “Badan Gizi Nasional sebagai tulang punggung utama penciptaan generasi emas 2045, didukung oleh lembaga negara lain membangun arsitektur digital untuk mengontrol penggunaan anggaran sesuai tujuan dan memastikan semua upaya menuju Indonesia Emas 2045 tercapai. Program Makan Bergizi merupakan investasi untuk masa depan Indonesia,” ujarnya.
Gabriella Santosa, Head of Business Development Japfa menegaskan pentingnya kolaborasi antara para pemangku kepentingan untuk mengatasi malnutrisi. “Memprioritaskan gizi anak merupakan tanggung jawab dasar sekaligus investasi ekonomi yang cerdas. Setiap rupiah yang diinvestasikan pada makanan bergizi dapat menghasilkan manfaat yang signifikan, menjadikannya prioritas utama bagi sektor publik dan swasta. Ini adalah momen yang sangat penting bagi kita semua dan kami mengapresiasi komitmen pemerintah untuk menangani kompleksitas program ini," ujarnya.
Gabriella menjelaskan, Japfa baru-baru ini bekerja sama dengan Pusat Kajian Kesehatan dan Gizi Universitas Indonesia untuk menilai kecukupan gizi anak-anak di seluruh Indonesia. Lebih dari 1.000 anak menerima makanan bergizi melalui tiga model: Ready to Cook, Ready to Eat, dan Swakelola.
“Studi yang kami lakukan ini menganalisis proses produksi, pemenuhan gizi, efektivitas distribusi, dan biaya. Kami berharap inisiatif ini dapat memberikan wawasan untuk upaya pengurangan stunting di masa depan, dan Japfa akan terus berkomitmen untuk mendukung inisiatif semacam ini serta kolaborasi lebih lanjut dengan berbagai pihak," terangnya.
Diskusi Krusial
Para peserta terlibat dalam diskusi mengenai tema-tema krusial, mulai dari elemen-elemen penting dalam ekosistem ketahanan pangan, seperti penerapan kebijakan yang efektif, penguatan sistem produksi lokal, dan jaminan kualitas pangan melalui standar yang ketat dan sistem pelacakan, hingga potensi yang belum dimanfaatkan dari Ekonomi Biru. Para pembicara menyoroti pentingnya gizi seimbang serta pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam memberdayakan generasi muda untuk mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi pada kemakmuran Indonesia.
Komponen penting lainnya dalam ekosistem pangan yang tangguh adalah menjaga standar keamanan dan kualitas yang tinggi. Dengan memproduksi pangan secara lokal dan mematuhi standar yang ketat, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan potensi ekspor, memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan.
Japfa berkomitmen terhadap keselamatan dan kualitas di seluruh rantai produksinya. Dengan mengintegrasikan produksi pakan, pembibitan, pertanian, dan pengolahan, Japfa memastikan pelacakan dan kontrol penuh di setiap tahap proses produksi. Perusahaan mematuhi standar sertifikasi yang ketat, termasuk NKV, ISO 22000, dan HACCP, memastikan bahwa protein hewani yang dihasilkan tidak hanya bergizi tetapi juga aman untuk dikonsumsi.
Windi Listianingsih