Foto: Sabrina Yuniawati
Harga Cabai Di Tingkat Petani Turun Drastis
JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM) Pemerintah optimis ketersediaan pangan pokok strategis berada dalam kondisi yang aman dan cukup, terutama dalam menghadapi permintaan masyarakat di masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Tidak hanya itu, pemerintah akan terus melaksanakan berbagai langkah strategis dalam menjaga kestabilan harga. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi memastikan, harga ditingkat petani dan konsumen stabil dan wajar. “Harga ditingkat petani dipastikan tidak rendah agar petani dan peternak tidak mengalami kerugian. Lalu ditingkat konsumen tidak tinggi agar daya beli masyarakat terjaga dan tidak turun,” katanya saat Rapat Koordinasi Pengamanan HBKN, Kamis (5/12).
Kondisi harga berbagai komoditas pangan masih relatif stabil, namun tidak dengan komoditas cabai. Nanang Trihatmoko, Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur menyampaikan bahwa harga cabai merah keriting terbilang rendah di tingkat petani. Cabai merah keriting empat hari lalu menyentuh Rp2.000-Rp3.000/kg di Kediri dan Blitar karena dampak musim hujan.
“Per 05 Desember harga menyentuh Rp6.000/kg, sedangkan tingkat konsumen Rp20.000. angka normal ditingkat petani Rp15.000/kg sekarang masih Rp6.000/kgjadi masihrugi. Petani sudah rugi selama empat bulan ini. Overproduksi sehingga harga ditingkat petani turun. Cuaca mendukung akhirnya cabai tumbuh bagus, produksi meningkat tapi penyerapan di pasar menurun,” terangnya.
Bahkan lanjutnya, cabai merah keriting sempat meyentuh angka Rp1.500/kg empat hari lalu.Hal ini dikarenakan dampak curah hujan sehingga cabai mudah rusak,serta seranganlalat buah.Ia berharap, harga cabai di tingkat petani membaik. Saat harga cabai di tingkat petani merosot, pemerintah harus hadir membantu petani.
“Lalu saat harga tinggi di tingkat konsumen pemerintah hadir membela konsumen. Keseimbangan ini harus ada antara produsen dan konsumen, bukan hanya satu pihak saja.Semoga kondisi membaik dan terjadi keseimbangandalam keberpihakan antarakonsumen dan produsen,” jelasnya.
Arief mengungkapkan, "Tugas pemerintah daerah bersama dengan pengusaha-pengusaha di daerah harus berjalandengan system B2B. Sebagai contoh di Jawa Timur panen cabai, tapi di Jakarta harga cabai masih tinggi. Itu bisa dikirim dengan kerja sama antar Daerah. Seluruh pihak harus bersinergi di bidang pangan ini secara end to end,” katanya.
Keberpihakan NFA juga disampaikan oleh Arief bahwa akan ada pemberian bantuan berupa mesin dryer untuk para petani cabai saat harga cabai sedang turun. Nanang mengatakan, “Asosiasi belum terima bantuan tersebut. Memang permasalah cabai saat musim hujan kualitasnyamenurun. Bantuan tersebut benar sangat membantupetani. Saat harga murahdan musimhujan pasti hancur, adanya alat pengeringitumenambah umur ekonomis cabai, itu sangat bagus,” ungkapnya.
Sabrina Yuniawati