Foto: DOK. KKP
Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo (nomor 5 dari kanan)mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan pada High Level Forum on Blue Natural Capital dalam rangka Hari Segitiga Karang di Manado (8/6/2024)
Manado (AGRINA-ONLINE.COM) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen meningkatkan “Blue Natural Capital” atau “Modal Alam Biru” sebagai upaya untuk melestarikan dan memulihkan kondisi ekosistem alam. Investasi ini dapat mendukung ekosistem laut berkelanjutan dan berketahanan yang menjadi landasan model ekonomi biru berkelanjutan.
Hal tersebut diungkapkan Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dalam sambutannya mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan pada “High Level Forum on Blue Natural Capital” dalam rangka Coral Triangle Day di Manado, Sulut (11/6).
“Ini merupakan momen yang tepat bagi negara-negara CTI-CFF (Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security) untuk mempertimbangkan cara memanfaatkan peluang investasi dalam aset alam, dengan tujuan memposisikan diri sebagai inovator global dalam proyek dan perekonomian kelautan berkelanjutan,” ujarnya.
Kawasan Segitiga Karang (Coral Triangle) yang mencakup Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste merupakan harta karun global berupa keanekaragaman hayati laut. Wilayah ini adalah rumah bagi beragam kehidupan laut yang memberikan penghidupan bagi jutaan orang, kekayaan terumbu karang, hutan bakau, dan wisata bahari eko-kultural secara berkelanjutan.
Menurut Victor, strategi dan instrumen investasi keuangan dalam pelestarian dan pembangunan kembali Modal Alam Biru sangat penting untuk memberikan insentif dan mendukung pengelolaan kelautan dan pesisir dalam perekonomian biru. Kondisi ekosistem terumbu karang, lamun, dan bakau yang masih asli di Kawasan Segitiga Karang mewakili berlimpahnya “Modal Alam Biru” di kawasan ini.
“Kemitraan multilateral merupakan alat penting dalam upaya Indonesia melindungi ekosistem di Kawasan Segitiga Karang dan memanfaatkan kekuatan Modal Alam Biru untuk menjamin masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan bagi kawasan,” tambahnya.
Special Envoy of Seychelles for ASEAN and Founder of Blue Institute Nico Barito menjelaskan pentingnya sinergi antara konservasi dan ekonomi masyarakat serta perlunya pelibatan dukungan Pemerintah Daerah dan masyarakat lokal dalam program Blue Natural Capital supaya program ini bisa cepat dipahami dan terealisasi.
“Instrumen investasi keuangan Blue Natural Capital juga dapat dimanfaatkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk pengembangan nelayan dan masyarakat pesisir,” tutupnya.
Sejalan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, KKP terus bersinergi dengan berbagai pihak khususnya dalam pengelolaan ruang laut yang mendukung program ekonomi biru.
Peni Sari Palupi