Foto: Tim Syngenta
Teknologi inovatif kengendalikan serangan hama
Brebes (AGRINA-ONLINE.COM) - Syngenta Indonesia meluncurkan SIMODIS 100DC, sebuah teknologi inovatif untuk membantu petani dalam mengendalikan serangan hama ulat grayak pada tanaman bawang merah. Acara peluncuran SIMODIS berlokasi di Sub Terminal Agropolitan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Acara dihadiri lebih dari 600 petani bawang merah, serta Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Larangan. Ilawati menyambut positif peluncuran SIMODIS. Teknologi baru dari Syngenta untuk petani bawang merah di Indonesia, khususnya di Kecamatan Larangan, Brebes. Kecamatan Larangan merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah paling luas di kawasan Brebes yaitu mencapai 8000 hektare.
“Untuk mendapatkan hasil yang baik dan aman bagi petani, saat menggunakan SIMODIS petani perlu menerapkan enam (6) tepat yaitu tepat waktu, tepat sasaran, tepat dosis, tepat cara, tepat jenis, dan tepat mutu,” tutur Ilawati saat peluncuran SIMODIS di Brebes.
Ilawati mengatakan, petani bawang merah menghadapi berbagai tantangan. Sehingga kebutuhan petani terhadap teknologi sangat dibutuhkan. Ditambah lagi kondisi cuaca curah hujan dan bencana alam seperti banjir yang melanda wilayah Brebes, petani berjuang mengendalikan serangan hama ulat grayak. “Serangan ulat grayak ini dapat menyebabkan petani mengalami kerugian hingga mencapai 80%,” jelasnya.
Menurut petani setempat bahwa petani membutuhkan teknologi yang aman bagi petani sebagai aplikator. “Insektisida yang tersedia di pasaran sudah tidak lagi efektif seperti dulu. Petani sebenarnya membutuhkan teknologi yang benar-benar ampuh untuk mengendalikan ulat grayak, membuat tanaman kuat, bawangnya besar, umbinya banyak, dan warnanya bagus,” ujar petani bawang merah dalam sesi bincang-bincang saat peluncuran SIMODIS.
Senior Brand Manager Insektisida, Citra Presilia Halim menyampaikan, sudah lebih dari lima belas tahun belum ada inovasi teknologi untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman sayur. Teknologi terakhir yaitu diamida diluncurkan sekitar 15-20 tahun lalu. “Hal ini yang mendorong Syngenta Indonesia meluncurkan produk baru SIMODIS untuk menjawab kebutuhan petani akan teknologi pengendali ulat grayak yang lebih baik,” terangnya.
Citra menambahkan, teknologi baru plinazolyn. SIMODIS 100DC memanfaatkan teknologi plinazolyn, sebuah teknologi berbahan aktif paling mutakhir yang efektif mengendalikan hama ulat pada tanaman bawang merah dengan tiga keunggulan yaitu mengendalikan hama ulat hingga tuntas, menghasilkan tanaman kokoh dan lebih hijau sehingga dapat memaksimalkan potensi tumbuh kembang tanaman bawang merah untuk menghasilkan panen yang berlimpah dan berkualitas.
“SIMODIS ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mendukung petani sayuran, khususnya bawang merah di Indonesia agar mendapatkan hasil panen yang optimal dan berkualitas. Melalui riset dan pengembangan serta uji coba yang komprehensif, dengan bangga kami meluncurkan SIMODIS dengan formulasi yang telah dikembangkan khusus untuk tanaman sayuran. SIMODIS ini sangat cocok untuk tanaman bawang merah yang memiliki lapisan lilin,” jelas Citra.
Citra menjelaskan, teknologi plinazolyn pada SIMODIS memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menghasilkan kendali yang lebih baik, seperti kemampuan untuk membuat ulat berhenti makan, daya lekat kuat pada permukaan daun, stabil dalam berbagai kondisi cuaca, tidak mudah tercuci air hujan, tahan lama hingga 5-7 hari, serta aman terhadap tanaman.
Acara pelucuran ini semakin meriah dengan ditampilkannya gelaran fashion show yang melibatkan 12 orang petani bawang merah dan model profesional. Gelaran fashion show ini merujuk pada merek SIMODIS yang jika dalam bahasa Indonesia modis berarti berpakaian mengikuti mode.
“Kami berharap dengan diluncurkannya SIMODIS, petani bawang merah bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dalam mendukung keberhasilan budidaya tanamannya. Syngenta Indonesia akan terus berkomitmen untuk menjadi pusat inovasi teknologi pertanian dan mitra terpercaya dalam meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia dan keluarganya,” tutup Citra.
Sabrina Yuniawati