Foto: Windi Listianingsih
Menghemat pemanfaatan air salah satunya dengan fasilitas embung
Penambahan luas tanam ini menyasar produksi 3 juta ton gabah kering giling setara 1,5 juta ton beras.
Untuk melaksanakan tanam seluas itu, Kementan melakukan pemetaan di 10 provinsi produksi padi. Menurut Devied A. Sofyan, Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, wilayah dikategorikan hijau, kuning, dan merah berdasarkan curah hujannya.
“Di Zona Hijau yang aman berproduksi, dilakukan pemantauan dan pengawalan serta antisipasi terjadinya kekurangan air. Di Zona Kuning membangun dan memperbaiki embung, biopori, dam parit, dan sebagainya untuk peningkatan ketersediaan air irigasi. Di Zona Merah dilakukan penyiapan sumur dalam untuk irigasi, pembuatan embung, biopori, dan dam parit di daerah yang sungainya masih ada aliran air, dan optimalisasi lahan rawa,” urai Devied dalam suatu webinar tentang Antisipas El Nino (20/6).
Ia menambahkan, di kawasan yang sama sekali tidak bisa tanam, pemerintah menganjurkan petani melakukan diversifikasi komoditas pangan. Kemudian, memasok sumber pangan dari daerah zona hijau.
Gertam dan Gernas
Ada dua rencana aksi, menurut R. Sujayadi, Subkoordinator Penyediaan Benih, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, gerakan kejar tanam (Gertam) 1.000 ha/kabupaten dan Gernas El Nino 500 ribu ha. Caranya dengan meningkatkan indeks pertanaman (IP), perluasan areal tanam (PAT), dan peningkatan produktivitas. PAT 100 ribu ha menyasar kabupaten yang potensial ditanami saat musim kering dengan kompensasi berupa saprodi, pompa,dan sumur. Ini bisa di lahan pasang surut, rawa lebak, dan lahan nganggur.
Lokasi Gernas El Nino meliputi enam provinsi utama. Rinciannya,Sumut (18 kab) 57.280 ha, Sumsel (10 kab) 103.672 ha,Jawa Barat (14 kab) 61.075 ha, Jatim (12 kab)53.458 ha, Jateng (14 kab) 45.339 ha, Sulsel (11 kab)32.503ha.Di provinsi pendukung, yakni Lampung (7 kab) 26.626 ha, Banten (4 kab) 36.016 ha, Kalsel (11 kab) 62.872 ha, dan NTB (8 kab) 21.159 ha.
Pelaksanaan gernas tanam tersebut dilakukan dengan intervensi percepatan tanam melalui pemberian bantuan alsintan dan benih. Sasarannya wilayah-wilayah yang masih tersedia cukup air dan berpeluang ditanami serta daerah sentra padi yang berpotensi kekeringan tapi memiliki sumber air.
“Pemberian bantuan benih sebagai upaya preventif dengan benih varietas unggul yang toleran terhadap kekeringan dan hama penyakit. Jumlahnya 25 kg/ha,” ungkap Sujayadi. Alokasi anggarannya, menurut Catur, Koordinator Fungsional di direktorat yang sama, sebesar Rp143,5 miliar. Anggaran ini sudah turun sejak akhir Agustus 2023.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 351 terbit September 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.