Rabu, 12 Juli 2023

Teknologi Pertanian Modern dan Solutif Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045

Teknologi Pertanian Modern dan Solutif Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045

Foto: Windi Listianingsih
Padi zero waste merupakan teknologi budi daya padi ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan menggabungkan usaha peternakan dan perikanan

Pertanian presisi menggunakan pupuk, pestisida, dan air secara tepat sesuai kebutuhan tanaman agar memperoleh hasil optimal.
 
Pertumbuhan penduduk dunia menjadi tantangan tersendiri bagi penyediaan pangan baik dalam bentuk karbohidrat maupun protein nabati dan hewani. Sementara itu, dunia juga dihadapkan pada perubahan iklim ekstrem dan ancaman krisis pangan global.
 
Indonesia khususnya, ungkap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), menjadi negara keempat terbesar dunia yang membutuhkan ketersediaan pangan dalam jumlah sangat banyak.
 
Kehadiran teknologi pertanian yang modern dan solutif pun sangat dibutuhkan dalam mendukung ketahanan pangan nasional serta mewujudkan Indonesia sebagai lumbung padang dunia pada 2045.
 
Konsep pertanian presisi (precision farming) yang mengandalkan peran teknologi modern dan solutif di ssektor pertanian, perikanan, dan kehutanan ditampilkan pada gelaran Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan XVI di kawasan Lanud Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat pada 10 – 15 Juni 2023.
 
“Kegiatan Penas XVI menjadi bagian mengonsolidasikan kekuatan dan potensi kita di dalam menjaga ketahanan pangan. Tahun ini Gelar Percontohan dibuat naik kelas dengan menampilkan teknologi dan sifatnya berkelanjutan,” ucap SYL pada Sabtu (10/6). Apa saja ragam inovasi teknologi tersebut?
 
 
 
Gelar Percontohan Agribisnis
 
Gelar Percontohan Pengembangan Agribisnis yang tampil di lahan seluas 16,47 hektar itu disajikan sangat memikat oleh pemerintah, perguruan tinggi, swasta, hingga BUMN. Ada 37 blok percontohan inovasi teknologi di arena gelar teknologi yang menyajikan teknik budi daya, varietas unggul, dan teknologi pendukung.
 
Berbagai teknik budi daya unggul itu adalah padi zero waste, jagung multitongkol, hortikultura sistem hidroponik, dan irigasi tetes untuk lahan terbuka maupun tertutup. Closed loop kambing; domba; dan itik, teknologi mina palawija dan mina hortikultura, serta budi daya lobster; udang vaname; kepiting sistem apartemen turut mewarnai gelar teknologi.  
 
Terdapat padi Inpago 9 dan Inpago 13 Fortiz yang adaptif di lahan kering dengan produktivitas tinggi sebagai contoh padi varietas unggul. Selain jagung JH 37 rakitan Balit Serealia Maros, Kementerian Pertanian (Kementan), ada pula jagung bioteknologi (transgenik) rakitan swasta yang telah lama dinanti petani. Kemudian, varietas bawang merah, mangga, dan kelapa genjah mewakili komoditas hortikultura dan perkebunan.
 
Di sektor peternakan hadir berbagai strain sapi potong, kambing potong, domba unggul, itik, ayam, hingga hijauan pakan ternak unggul. Mewakili ayam dan itik ada varietas ayam KUB dan Sembawa, itik alabio, itik mojosari, itik bayang, serta itik raja untuk penggemukan dan itik ratu untuk petelur. Terdapat pula kambing PE (Peranakan Etawa), kambing boer, kambing saanen, dan domba dorper. 
 
Sementara itu, teknologi pendukung yang dapat diadopasi pelaku agribisnis adalah smart irrigation, smart greenhouse, pertanian presisi hidroponik. Percontohan tersebut, ulas Mentan SYL, menggambarkan penerapan budi daya pertanian presisi dengan penggunaan pupuk, pestisida, dan air secara tepat sesuai kebutuhan tanaman untuk memperoleh hasil optimal.
 
Yang tidak kalah menarik disimak yaitu pabrik mini minyak goreng, workshop dan Taxi alsintan (alat dan mesin pertanian), peragaan alsintan pratanam hingga pascapanen mulai dari traktor, transplanter (mesin tanam), drone (pesawat nirawak), combine harvester (mesin pemanen), dryer (pengering), hingga rice milling unit (mesin penggilingan padi). Berikutnya ada miniranch sapi, apartemen kepiting, apartemen cacing sutera dan ikan hias, smart fish village, hingga sistem informasi pendukung pertanian modern.
 
 
 
Teknologi Padi Zero Waste
 
Teknologi padi zero waste alias padi tanpa limbah merupakan teknologi budi daya padi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsep ini menggabungan budi daya padi dengan peternakan dan perikanan.
 
Gelar teknologi padi zero waste memanfaatkan jerami sebagai silase untuk pakan ternak sapi. Lantas, kotoran sapi diolah menjadi pupuk kandang untuk dikembalikan ke lahan sawah. Jerami juga bisa langsung dikomposkan sebagai pupuk.
 
Gulma yang tumbuh di sekitar padi digunakan sebagai sumber pembuatan elisitor Biosaka. Muhammmad Anshar, Penemu Biosaka menjelaskan, Biosaka bukanlah pupuk, hormon, atau enzim sehingga mekanisme kerjanya sangat berbeda dengan pemberian pupuk, hormon, atau enzim.
 
Biosaka merupakan elisitor yang dapat memberi sinyal pada tanaman agar menghasilkan zat metabolit sekunder untuk pertahanan tubuh dari berbagai cekaman dari luar.
 
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 349 terbit Juli 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain