Foto: Windi Listianingsih
Kegiatan budidaya udang semakin dituntut menghasilkan produktivitas tinggi dengan teknologi ramah lingkungan
Pilihlah probiotik yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan di tambak udang!
Aktivitas budidaya udang semakin dituntut untuk menghasilkan produktivitas tinggi, efisiensi, namun dengan pembuangan limbah yang minimal. Udang membutuhkan lingkungan yang nyaman agar produktivitasnya tinggi.
Di lain pihak, pengelolaan pakan yang kurang tepat bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan budidaya, terutama air dan dasar tambak sehingga terjadi kenaikan bahan organik. Efeknya, mikroba baik dan ‘jahat’ penyebab penyakit bakal melonjak.
Agar kualitas air meningkat, pembudidaya bisa memanfaatkan jasa mikroba sebagai probiotik. Bagaimana kinerjanya dalam menyukseskan budidaya udang?
Syarat Probiotik
Probiotik, menurut Prof. Dr. Ir. Widanarni, MSi, Guru Besar FPIK IPB University,adalah mikroba hidup yang jika diberikan ke inang, akan memberikan keuntungan. ”Kenapa menguntungkan, karena dapat memodifikasi komunitas mikroba, menghambat pertumbuhan bakteri patogen, memperbaiki nilai nutrisi pakan, memperbaiki kualitas lingkungan, atau meningkatkan respon imun,” jelasnya.
Mikroba atau bakteri, ulas Ir. Suprapto, konsultan dan praktisi budidaya udang, memiliki kemampuan menurunkan kandungan bahan organik, mengurai bahan organik menjadi senyawa anorganik yang sangat bermanfaat untuk plankton.
Banyak jenis mikroba yang bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas air, mulai dari mengurai bahan organik yang berasal dari sisa pakan, plankton mati, kotoran dan bangkai udang, hingga menetralkan senyawa beracun.
Probiotik diperlukan dalam budidaya intensif yang menggunakan pakan pabrikan karena akan ada sisa-sisa pakan yang tidak termakan. Sehingga, akan meningkatkan kandungan bahan organik di lingkungan. Probiotik bisa memperbaiki dan mempertahankan kondisi kualitas air sehingga mengurangi kebutuhan air seperti yang diterapkan pada teknologi bioflok.
Budidaya udang pun dituntutmenerapkan teknologi ramah lingkungan. Karena itu, aplikasi probiotik sangat diperlukan,khususnya didaerahdengan kondisi airserba terbatas.
“Manfaat probiotik untuk memperbaiki lingkungan bertugas menguraikan bahan organik, menstabilkan plankton karena menghasilkan mineral anorganik. Sebagian probiotik bisa mengendalikan plankton atau mengurangi kepadatan plankton di air dengan bersaing, menekan racun dan menekan perkembangan bakteri merugikan. Ini semua diharapkan memiliki pengaruh yang baik terhadap peningkatan SR (survival rate), memperbaiki FCR (feed conversion ratio), dan meningkatkan produksi. Jadi, golnya adalah meningkatkan produktivitas budidaya,” urainya.
Mikroba harus memenuhi kriteria wajib dan dianjurkan agar dapat digunakan sebagai probiotik. Mikroba itu wajib bersifat nonpatogen, tidak resisten terhadap antibiotik, dan tahan terhadap suasana asam serta cairan empedu.
”Akan lebih baik kalau dia juga memiliki beberapa kriteria seperti dapat tumbuh di saluran pencernaan, dapat melekat dan mengkolonisasi di saluran pencernaan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi inangnya,” jelas Widanarni. Kemudian, mikroba dianjurkan punya karakter pertumbuhan yang menguntungkan dan kemampuan antagonistik terhadap beberapa bakteri patogen.
Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengatur peredaran probiotik dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 1/2019. Aturan itu memuat 3 syarat penyediaan probiotik.
Pertama, dalam satu sediaan probiotik paling banyak mengandung 5 spesies mikroba dengan kepadatan tiap spesies paling sedikit 106 cfu/ml atau 106 cfu/g.
Kedua, tidak mengandung patogen. Ketiga, tidak berasal dari negara atau negara transit yang terkena wabah penyakit ikan penting dan/atau penyakit ikan tertentu yang membahayakan untuk wabah penyakit ikan yang belum ada di Indonesia.
Aksi dan Manfaat
Mekanisme aksi probiotik menyesuaikan seleksi dan manfaat yang dituju. Probiotik yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan, diberikan langsung ke media budidaya. Manfaat probiotik ini menurunkan jumlah bakteri vibrio, amoniak, nitrit, fosfor, dan nitrogen di tambak serta menghambat pertumbuhan patogen.
Probiotik yang diberikan lewat pakan bermanfaat meningkatkan sistem imun tubuh dan meningkatkan pertumbuhan udang. Di dalam usus udang, probiotik meningkatkan produksi enzim pencernaan dan penyerapan nutrisi pakan, menghambat pertumbuhan patogen, dan membentuk koloni mikroba menguntungkan.
”Kalau menghasilkan enzim pencernaan, dia dapat membantu kecernaan pakan. Ujungnya nanti pemanfaatan pakan bisa meningkat sehingga pertumbuhan meningkat. Bisa juga dia berperan dalam meningkatkan imum sistem yang nantinya inang (udang) ini dapat mengatasi kalau ada serangan patogen,” papar Widanarni.
Konsultan PT Vaksindo Satwa Nusantara itu melakukan penelitian tentang penggunaan probiotik yang diseleksi kemampuannya menghasilkan enzim pencernaan, seperti protease, lipase, dan amilaseyang diujicobadi udang.
”Kalau kita ukur saluran pencernaannya,ternyata aktivitas enzimnya meningkat, kecernaan nutriennya meningkat, demikian juga pertumbuhannya. Dibandingkan kontrol yang tidak diberikan probiotik, dia lebih tinggi atau lebih baik daripada kontrol,” terangnya. Penelitian lainterkait perbaikan lingkungan menunjukkan bahwa probiotik mampu mereduksi amoniak dan nitrat yang diambil dari tambak dan kawasan mangrove.
Pemilihan Probiotik
Suprapto menerangkan, mikroba probiotik yang biasa dipakai di tambak umumnya adalah bakteri jenis bacillus seperti Bacillus subtilis, B. polymyxa, B. megaterium, dan B. licheniformis. Kemudian, bakteri asam laktat seperti kelompok lactobacillus yaitu L. plantarum, L. casei, L. Acidophilus; enterococcus dan pediococcus; serta Bividobacterium bividum. Selanjutnya, bakteri nitrifikasi sebagai bakteri yang mengoksidasi amoniak menjadi nitrit lalu menjadi nitrat, yaitu nitrosomonas, nitrobacter, dan paracoccus.
Ada pula bakteri denitrifikasi seperti pseudomonas, B. lycheniformis danbakteri pengoksidasi H2S seperti bakteri fotosintetik yang banyak dipakai pembudidaya misalnya rhodobacter, rhodococcus, dan Thiobacillus desulfuricans. ”Dari kelompok jamur dan ragi yang banyak dipakai saat ini adalah Saccaromyces cereviceae dan beberapa ada yang menggunakan Aspergillus niger,” urai alumnus FPIK Universitas Brawijaya itu.
Berdasarkan kebutuhan karbon (C) bagi probiotik, bakteri terbagi menjadi bakteri heterotrof yang menggunakan C dari bahan organik, bakteri autotrof yang menggunakan C dari bahan anorganik, dan bakteri mesotrof yang bisa menggunakan C dari bahan organik maupun anorganik.
Sementara berdasarkan kebutuhan oksigen, ada bakteri aerob yang butuh oksigen bebas, bakteri anaerob yang tidak butuh oksigen bebas. ”Jadi biasanya kalau kita aplikasi probiotik ke dalam lingkungan di kolom air yang kaya oksigen, akan lebih tepat kalau menggunakan bakteri aerob,” ucap Suprapto.
Ada lagi bakteri anaerob fakultatif yang tidak butuh oksigen bebas tapi akan menggunakan oksigen terikat dari nitrat atau sulfat. Bakteri fakultatif ini bisa hidup di kolom air maupun dasar tambak. Sedangkan, bakteri anaerob merupakan probiotik yang terutama hidup di dasar tambak yang banyak lumpur.
Terakhir, bakteri aerotoleran yaitu bakteri anaerob yang bisa hidup dengan oksigen sampai batas tertentu. ”Biasanya produsen probiotik mengklaim bahwa bakterinya anaerob tapi masih bisa hidup dalam kondisi yang aerob,” imbuhnya.
Perhatikan
Probiotik yang beredar di pasaran, sambung Suprapto, ada berbagai merek, baik yang diproduksi di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Dari kandungan jenisnya, ada probiotik monospesies dan multispesies.
”Jadi, multispesies kalau bacillus, ada Bacillus subtilis, B. lycheniformis, beberapa macam bacillus. Dan juga ada yang kombinasi beberapa jenis mikroba dalam produk tersebut. Mikroba yang boleh terdapat dalam 1 kemasan maksimal 5 jenis,” katanya.
Dari sisi harga juga bervariasi, mulai dari puluhan ribu sampai jutaan rupiah. Probiotik ini ada yang berbentuk padat atau serbuk (powder) dan cair. Kemasannya tersedia dalam berbagai ukuran, kemasan kecil dalam ukuran ons/pak atau kemasan besar, misal 30 l/pak.
Dengan banyaknya pilihan probiotik, Konsultan PT Sieta Sukses Makmur ini mengingatkan, pembudidaya harus memperhatikan jenis mikroba yang ada di dalam kemasan probiotik dan berapa kepadatannya.
Kemudian, perhatikan pula waktu kedaluwarsa, bagaimana cara pemakaian dan penyimpanan probiotik agar mikroba yang digunakan benar-benar bisa efektif di lapangan. ”Oleh karena itu, pilihlah probiotik yang cocok, yang sesuai dengan kebutuhan di tambak udang. Karena, belum tentu probiotik A itu bisa cocok di semua daerah. Jadi, harus diseleksi sesuai kebutuhannya,” pesannya.
Sinbiotik
Widanarni mengungkap, mikroba di alam yang dapat ditumbuhkan itu hanya sedikit, kurang dari 0,1%. Artinya, probiotik yang beredar telah mengalami seleksi dari yang hidup 0,1%. Ditambah, viabilitasnya bisa turun sejak diproduksi hingga diterima konsumen. Ia pun menyarankan penambahan prebiotik untuk meningkatkan peran probiotik.
Prebiotik merupakan bahan pakan yang tidak dapat dicerna oleh inang (udang), tetapi dapat memberi efek bagi inang dengan cara merangsang pertumbuhan dan aktivitas jumlah bakteri tertentu di usus sehingga menyehatkan inang.
“Tujuan kita memberikan prebiotik agar bakteri-bakteri baik di dalam saluran pencernaan udang mendapat makanan. Dia akan mengonversi oligosakarida menjadi berbagai asam lemak sesuai peran di dalam usus,” jelas Doktor bidang Mikrobiologi lulusan IPB University itu.
Prebiotik yang tersedia di pasaran misalkan frukto-oligosakarida (FOS), manan oligosakarida (MOS), galakto-oligosakarida (GOS), isomaltooligosakarida (ISO), dan inulin.
Gabungan prebiotik dan probiotik dinamakan sinbiotik.Menurut Widarani, aplikasi sinbiotik dapat memperbaiki kualitas lingkungan budidaya dan memodulasi mikrobiota yang ada disaluran pencernaan.
“Jadi tidak sekadar bakteri probiotik yang kita berikan, tapi kita memberikan makanan bagi bakteri lain yang sudah ada di dalam saluran pencernaan. Tentu setelah di saluran pencernaan, tidak jauh berbeda dengan peran mikroba tadi, bisa meningkatkan kecernaan pakan, memperbaiki imun sistem, dan lain-lain,” pungkasnya.
Windi Listianingsih