Selasa, 4 Oktober 2022

Harga Beras Naik, Berikut Cara Pemerintah Menstabilkannya

Harga Beras Naik, Berikut Cara Pemerintah Menstabilkannya

Foto: 
Stabilitas harga beras (sab)

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah tidak bisa menghindari kenaikan harga beras sampai dengan saat ini. Pasalnya terjadi kenaikan dari sisi hulu yaitu peningkatan biaya budidaya serta biaya distribusi. Untuk memantau harga beras dan ketersediaan beras NFA bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, Kepala Perum Bulog Budi Waseso, bersama Ketua Komisi IV DPR RI Sudin melakukan tinjauan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta. “Semua kementerian dan lembaga berkoordinasi untuk mengawal harga beras agar terjangkau dan melihat kondisi persediaan dan harga beras di Cipinang. PIBC merupakan indikator ketersediaan dan stabilisasi harga beras nasional,” jelasnya, (3/10) Jakarta. Senada dengan Arief, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, memang ada kenaikan harga beras. Namun pemerintah hadir dan terus berupaya untuk tetap menstabilkan harga beras ditingkat konsumen. Upaya yang dilakukan pemerintah dengan cara Operasi Pasar (OP) serta menyerap gabah petani. “Bersama-sama cek harga beras di Pasar Induk Cipinang, karena beras ini pengaruh terhadap inflasi cukup tinggi 3,33%. Sehingga semua turun untuk melakukan stabilitas harga. Tidak bisa dipungkiri harga beras pada bulan Agustus hingga September naik, dampak dari harga gabah yang cukup meningkat signifikan,” katanya. Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, Kementerian Perhubungan siap untuk mendistribusikan beras dan komoditas lainnya ke seluruh Indonesia. Wilayah yang mengalami kenaikan harga komoditas akan dilakukan OP melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat. Kepala Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, Bulog terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap stabil. Salah satu caranya dengan OP yang dilakukan Bulog, hingga September ini Bulog telah menggelontorkan beras sebanyak 650 ribu ton untuk menstabilkan harga beras. “Hari ini di seluruh Indonesia Bulog telah melakukan OP, dan terus mengikuti perkembangan harga beras agar langsung melakukan intervensi,” terangnya. Lanjut Arief, OP merupakan bentuk intervensi pemerintah dengan menyalurkan stok beras pemerintah ke pedagang atau konsumen dengan harga terjangkau di bawah HET. Program OP di PIBC misalnya, stok beras pemerintah melalui Bulog disalurkan kepada pedagang, kemudian didistribusikan kepada konsumen dengan harga Rp8.900/kg untuk beras medium. Selain itu, melakukan peningkatan cadangan beras pemerintah terus didorong melalui peningkatan stok beras Bulog. Pasalnya stok beras di gudang Bulog saat ini sekitar 800 ribu ton, jumlah tersebut akan ditingkatkan melalui aksi penyerapan beras/gabah petani. “Minggu ini NFA bersama teman-teman Bulog akan ke Sulawesi Selatan untuk melakukan penyerapan. Pasalnya gudang Bulog harus di top up sampai dengan 1,2 juta ton agar stok aman,” urainya. Sabrina Yuniawati

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain