Foto: DOK. AKHMAD FIRMAN SISWANTORO
Varietas tahan OPT dan umur panen pendek, favorit petani
Pemilihan varietas menjadi kunci dalam budidaya bawang merah untuk bahan baku bawang goreng.
Untuk mendapatkan produk bawang goreng kemasan berkualitas, para pengusaha di wilayah Jabodetabek memilih bahan baku varietas Bima Brebes dan Sumenep. Alasannya, kedua varietas bawang tersebut menghasilkan bawang goreng yang sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen.
Pemilihan benih
Menurut Yuliana Rosmalawati, petani dan penangkar bawang benih umbi dan biji di Desa Limbangan Wetan, Kec.Brebes, Kab. Brebes, Jateng, pemilihan varietas untuk bawang goreng kemasan harus yang kadar airnya lebih rendah, rasa pedas, dan aroma menyengat. “Biasanya spesifikasi tersebut ada di varietas Bima Brebes dan Sumenep,” terangnya saat dihubungi AGRINA (24/4).
Lebih jauh Yuliana menjabarkan, Bima Brebes merupakan varietas yang paling bagus karena daya adaptasinya luar biasa. Varietas ini dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi sampai sekitar 800 m di atas permukaan laut (dpl). Varietas favorit ini juga bisa ditanam pada musim kemarau dan hujan. Umbinya berbentuk lonjong bercincin dan berwarna merah gelap.
“Pilih varietas yang cocok dengan kondisi setempat, pilih benih yang tahan terhadap hama dan penyakit, benih bernas atau padat tidak cacat,” terangnya.
Senada dengan Yuliana, Akhmad Firman Siswantoro, petani bawang merah di Desa Sigentong, Kecamatan Wanasari, juga di Brebes, menegaskan, pemilihan benih sangat penting dalam budidaya agar menghasilkan bawang merah yang bagus. Benih unggul, menurut dia, memiliki ciri tampilan warna merah, tidak lembek atau busuk, dan ujung umbi sehat.
Umur panen yang hanya 50 hari setelah tanam (HST) juga termasuk salah satu keunggulan Bima Brebes. Sementara varietas lain baru panen umur 60-70 HST.
“Lebih genjah (cepat panen) dan masa dormansi pendek bisa cepat ditanam lagi untuk bibit, memiliki aroma yang khas, bawang lebih merah merona dan sangat laku di pasar,” urai pembudidaya bawang merah sejak 2008 tersebut tentang Bima Brebes.
Anink Wiyono, petani bawang merah dengan lahan satu hektar di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, mengungkapkan, dalam mencari benih unggul, ia yang setidaknya benih telah disimpan 80 hari setelah panen, bentuk bagus, dan warnanya merah. “Varietas Bima Brebes warna beda dengan bawang lainnya karena warnanya lebih menyala dan lebih diminati masyarakat,” komentarnya.
Ukuran umbi bawang merah sangat menentukan kualitas. Pasar mengenal tiga jenis ukuran bawang merah. Pertama, umbi besar (super) dengan diameter kurang lebih 1,8 cm atau 9 g/umbi.
Kedua, umbi sedang ukuran 1,5 -1,8 cm atau 5-9 g/umbi. Ketiga, umbi kecil kurang 1,5 cm atau bobot kurang dari 5 g/umbi. Kualitas umbi yang bagus untuk bibit dengan ukuran sedang.
“Pilih umbi yang seragam, jangan besar-kecil atau dicampur karena tumbuhnya nanti bisa tidak seragam,” terang bapak yang sudah menanam bawang merah selama 25 tahun.
Pemupukan
Setelah pemilihan bibit, Akhmad menjelaskan proses pengolahan tanah. Buat bedengan dengan lebar satu meter, tinggi 40-50 cm, dan jarak antarbedengan 50 cm. Tanaman bawang merah membutuhkan kemasaman tanah (pH) 6,5-7. Kalau pH tanah kurang dari 5, tambahkan dolomit untuk menaikkan pH sebanyak 2-3 ton/ha. Ia juga menggunakan pupuk kompos dengan dosis 10 ton/bahu (7.000 m2) dibiarkan selama satu minggu.
Anink Wiyono mengungkapkan, setelah bedengan jadi, lakukan penanaman umbi bawang merah. Jarak antartanaman kurang lebih 10-15 cm dan lubang tanam 10-12 cm. Selanjutnya, tebarkan pupuk dasar SP 36 150 kg/ha, pupuk Petroganik 1 ton/ha. Lalu pemupukan pertama dilakukan pada umur 10-12 HST dengan Urea 50 kg/ha, NPK 16:16:16 100 kg/ha, dan SP 36 dosis 100 kg/ha.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 323 terbit Mei 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.