Kamis, 28 Nopember 2019

Ekspor Salak Meningkat 57,4%

Ekspor Salak Meningkat 57,4%

Foto: Istimewa
Ali Jamil, tren ekspor meningkat

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melakukan penandatangan perbaharuan protokol kerjasama untuk ekspor berbagai komoditas Pertanian  ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Kabadan. Karantina, Ali Jamil dan beberapa Pejabat Tehknis Lingkup. Jakarta (27/11).
 
Berdasarkan data pada sistem automasi perkarantinan, IQFAST secara nasional di tahun 2019 tercatat peningkatan tren ekspor berbagai komoditas meningkat seperti Salak sebesar  57,4%. Yakni di tahun 2019 hingga bulan November sebanyak 1.385 ton lebih tinggi dibanding tahun 2018 yang hanya 880 ton.
 
“Saat ini, Salak menjadi salah satu buah-buahan yang saat ini popular di pasar ekspor, dan Tiongkok merupakan pasar terbesar setelah Kamboja, “kata Kepala Barantan, Ali Jamil saat pertemuan dengan Wakil Menteri General Administration of Customs o the People’s Republic of China (GACC), Zhang Jiwen.
 
Menurut Jamil,  protokol buah salak telah ditandatangani pada 2013 dan berakhir 2019, untuk itu penandatangan kerjasama guna menfasilitasi ekspor salak ke Tiongkok menjadi sangat strategis.
 
Selain fasilitasi pasar ekspor salak, kerangka kerjasama Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT)  juga membahas fasilitasi ekspor produk pertanian lainnya, yakni  buah naga, buah nanas, sarang burung walet (SBW) serta ekspor produk peternakan. 
 
"Ini sesuai arahan Presiden RI melalui Menteri Pertanian. Mengawal ketat akselerasi ekspor dan perluasan pasar. Kementan akan kebut pembahasan harmonisasi aturannya, hingga  dapat segera terealisir. Tiongkok adalah salah satu pasar strategis produk pertanian kita,” terang Kepala Barantan.
 
Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Barantan AM Adnan, turut mendampingi acara penandatangan menyampaikan, untuk protokol ekspor buah naga dari Indonesia ke RRT telah ditandatangani pada bulan April 2019 di Beijing, RRT. 
 
Demi mendorong percepatan realisasi ekspor buah naga, pihak RRT berkomitmen mengirimkan tim ahli GACC untuk melakukan kunjungan audit di kebun packing house buah naga di Banyuwangi pada saat musim panen buah naga di bulan Desember 2019. Hasil dari kunjungan audit ini akan mendukung proses ekspor buah naga ke RRT.
 
Sementara, untuk akses pasar untuk buah nanas, surat permohonan akses pasar buah nanas dari Indonesia ke RRT telah disampaikan sejak 2016. "Barantan mengharapkan proses analisa resiko penyakit atau Pest Risk Analysis ekspor buah nenas dapat segera diselesaikan sehingga protokol ekspornya dapat segera ditandatangani antar negara," jelas Adnan.
 
Sabrina Y.
 
Editor: Windi L.
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain