Foto:
Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, Indonesia pernah mencapai swasembada bawang putih pada 1994-1995. Dengan produksi nasional 152 ribu ton dan luas areal tanam lebih dari 21 ribu hektar (ha). Saat ini hanya tersisa 2.000 ha dengan produksi 20 ribu ton per tahun, padahal kebutuhan total nasional mencapai lebih dari 550 ribu ton per tahun. Akibatnya, Indonesia bergantung pada impor lebih dari dua dasawarsa.
Merunut data BPS, impor sayuran terbesar periode Januari-November 2018 adalah bawang putih dari China yang mencapai 448 ribu ton dengan perkiraan nilai impor Rp5,4 triliun. Faktor inilah yang mendorong Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi bawang putih. Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan menargetkan swasembada bawang putih terkejar pada 2021.
Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan, Kementan mengambil langkah berani dan strategis untuk menggenjot produksi bawang putih dalam negeri. Melalui Menteri Amran Sulaiman, Kementan lantang menyuarakan kebangkitan kembali kejayaan bawang putih nasional melalui program swasembada bawang putih 2021.
"Kementan optimis bisa menggapai swasembada benih bawang putih pada 2019 dan swasembada konsumsi pada 2021. Caranya dengan intervensi APBN dan mewajibkan importir bekerjasama menanam dan memproduksi di dalam negeri. Lima persen dari pengajuan rekomendasi impornya," ujar Dirjen Hortikultura di Jakarta, Senin (24/12).
Gerakan tanam bawang putih, imbuhnya, dimulai sejak 2018 dari APBN, investor dan swadaya dengan luasan 10 ribu ha. Kemudian hasilnya dijadikan benih untuk ditanam kembali pada 2019, minimal 30 ribu ha. "Hasil produksi tahun 2019 akan dijadikan benih lagi untuk ditanam di areal 100 ribu ha pada 2020. Dengan skenario ini, kita sudah tidak perlu impor bawang putih tahun 2021 alias swasembada," tandas Suwandi.
Try Surya Anditya