1. Home
  2. »
  3. Headline Agrina
  4. »
  5. NFA dan Komisi IV DPR RI Tinjau Gudang BULOG Medan

Sulawesi Utara Menjadi Pusat Hilirisasi Perikanan

Jakarta, Agrina-online.com. Sulawesi Utara (Sulut) mencataatkan kinerja ekspor perikanan dengan nilai signifikan sebesar US$172,5 juta dan volume ekspor mencapai 27,7 juta kilogram sepanjang tahun 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun terus memperkuat peran Sulawesi Utara sebagai pusat hilirisasi dan ekspor perikanan dari kawasan timur Indonesia.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP, Tornanda Syaifullah mengungkapkan, komoditas unggulan seperti Tuna, Cakalang, dan Tongkol (TCT) mendominasi ekspor dari Sulut dengan kontribusi nilai mencapai US$165 juta atau 95% dari total nilai ekspor.

“Produk-produk tersebut telah melalui proses pengolahan dalam bentuk loin, fillet, dan produk beku siap saji, mencerminkan keberhasilan strategi hilirisasi perikanan yang dijalankan KKP,” ujar Tornanda di Jakarta.

Adapun pasar ekspor perikanan Sulut adalah Amerika Serikat dengan nilai US$54,8 juta, Timur Tengah senilai US$38 juta, Jepang sebesar US$25,1 juta, dan negara-negara di kawasan ASEAN sebanyak US$17 juta.

Tornanda menambahkan, pihaknya mendorong hilirisasi bukan hanya untuk meningkatkan pasar ekspor. Namun, juga untuk mendukung program prioritas dalam negeri, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan ketahanan pangan.

 

Penguatan Rantai Dingin hingga UPI

Tornanda menyebut, penguatan rantai dingin sebagai elemen penting dalam strategi hilirisasi perikanan. Rantai dingin untuk memastikan produk perikanan terjaga mutu dan daya saingnya dari produksi hingga sampai ke pasar global.

“Penerapan sistem rantai dingin terintegrasi, mulai dari kapal penangkap, pelabuhan perikanan, unit pengolahan ikan (UPI), hingga cold storage dan transportasi ekspor, menjadi tulang punggung hilirisasi di Sulawesi Utara,” ungkapnya.

Selain rantai dingin, penguatan hilirisasi di Sulut juga dilakukan melalui upaya penguatan produktivitas UPI lewat fasilitasi sarana pengolahan dan peningkatan kapasitas pelaku usaha. Berdasarkan data, jumlah industri pengolahan hasil kelautan perikanan di Sulawesi Utara sebanyak 68 UPI skala menengah besar, dengan sebagian besarnya berada di Kota Bitung.

Strategi lainnya, KKP merevitalisasi sistem rantai dingin, termasuk pengembangan cold storage (gudang berpendingin) dan dukungan distribusi berbasis logistik efisien. Kemudian, mengembangkan akses pasar, promosi dagang, dan kemitraan ekspor, pendampingan usaha dan fasilitasi kemitraan koperasi nelayan dan UMKM pengolahan, hingga pemanfaatan hasil hilirisasi untuk program makan bergizi dan pasar dalam negeri.

“KKP akan terus berkomitmen memperkuat ekosistem hilirisasi di Sulawesi Utara dan wilayah lainnya, agar sektor kelautan dan perikanan Indonesia menjadi pilar utama pembangunan nasional berbasis sumber daya kelautan dan perikanan,” pungkasnya.

Di kesempatan terpisah, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, mendorong peningkatan produksi dan kualitas hasil perikanan dengan menerapkan program ekonomi biru merupakan upaya meningkatkan produk hasil perikanan di pasar global.

 

Windi Listianingsih

Tag:

Bagikan:

Trending

WhatsApp Image 2025-05-14 at 5.47
Dari Benih Unggul Hingga Riset Mutakhir : EWINDO Buktikan Konsistensi 35 Tahun Dukung Petani Indonesia
WhatsApp Image 2025-05-14 at 5.47
Ketahanan Pangan Dimulai dari Benih Unggul
Foto Pendukung III
Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Pupuk Subsidi
Foto Pendukung I
BAKN DPR RI Apresiasi Sistem Pengawasan Command Center Pupuk Indonesia
BULOG
BULOG Menyerap Hasil Petani 2.000.524 Ton Setara Beras
Scroll to Top