1. Home
  2. »
  3. Berita
  4. »
  5. Optimalisasi Perhutanan Sosial untuk Swasembada Jagung

Solusi Inovatif Dapur Satelit: Makan Bergizi dengan Teknologi

Hanya butuh 2 orang kru masak dan luas 20 m2 lahan, dapur satelit dapat memproduksi 300-600 porsi makanan dalam waktu 3 jam.

 

Siang itu waktu menunjukkan pukul 10.30 WIB. Siswa-siswi SD Negeri Sirah Cai, Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat berbaris rapi untuk mengambil menu makan siang Progam Makan Bergizi Gratis (MBG). Tidak menunggu lama, 5 menit berselang para siswa terlihat asyik menyantap makan siang yang masih hangat di kelas masing-masing dengan menu berupa nasi, ayam, sop bola jamur, tempe, puding, dan susu.

 

Mengatasi Kelemahan

Program MBG memberikan manfaat besar bagi perkembangan generasi penerus bangsa serta pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah. Di sisi lain, program ini ternyata menyisakan masalah tersendiri, seperti keterbatasan waktu dan tenaga tim masak yang kewalahan menyajikan menu harian bagi penerima manfaat dan makanan yang diterima juga sudah dingin. Hal itu terungkap dari hasil monitoring dan evaluasi (monev) uji coba makan siang bergizi yang dilakukan Pemkab Subang di Kecamatan Jatinangor dan Jatigede.

Pj. Bupati Sumedang, Yudia Ramli mengatakan, Program MBG langsung ditindaklanjuti dengan melakukan uji coba untuk 2 SD selama 2 bulan yang bekerja sama dengan ibu-ibu PKK. Uji coba makan siang bergizi yang dilaksanakan di SDN Sirah Cai, Jatinangor dan SDN Pamoyanan, Jatigede itu berjalan lancar dan sukses.

“Setelah selesai dapat monev, ternyata ada 1 kelemahannya. Ibu-ibu PKK itu ketika memasak untuk di sini saja (Jatinangor) 265 anak, di Jatigede 165 anak, mereka tidak tidur. Mulai dari jam 9 malam sampai subuh mengolah bahan memasak. Alhamdulillah sampai 2 bulan tidak ada yang sakit, ibu-ibu berkorban untuk tidak tidur. Dilaksanakan selesai jam 6, saat dibagikan makanan sudah dingin. Tapi itu semua berjalan lancar,” ulasnya.

Dari kelemahan ini muncul ide mencari solusi guna mengatasinya. Pemkab lalu melakukan kerja sama riset dan pengembangan dengan perusahaan teknologi asal Sumedang, Technolife Group, yaitu melakukan uji coba kegiatan Dapur Satelit: Solusi End to End Program Makan Bergizi di SDN Sirah Cai, Senin (18/11).

“Hari ini kita lakukan uji coba makan siang bergizi dengan teknologi. Kalau 2 bulan itu sifatnya konvensional dan kita sudah melakukan dengan dua skema. Ini adalah salah satu alternatif solusi untuk melakukan, pendekatannya itu higienis, cepat, dan berkelanjutan, selanjutnya hangat. Anak-anak sekolah ketika mendapat makanan masih hangat,” ungkap Yudia dalam sambutannya.

 

Solusi End to End Dapur Satelit

Menurut Evi Lusviana, Founder Technolife Group, dapur satelit merupakan solusi agar pelaksanaan Program MBG dapat berjalan secara efektif dan efisien. ”Pemerintah hanya perlu membangun dapur pusat (central kitchen) dan dapur satelit. Sehingga, pemerintah tidak perlu mmebangun dapur besar di daerah-daerah yang memerlukan anggaran besar dan waktu yang lama untuk siap dioperasikan,” ujarnya.

Dapur Satelit dan solusi end to end telah melalui riset dan pengembangan yang panjang dan ketat selama kurang lebih 12 tahun dan sebelumnya banyak digunakan oleh TNI/POLRI dalam bentuk dapur lapangan. “Banyak yang datang ke kami, bingung dengan Program Makan Bergizi Gratis yang akan dilakukan serentak, diperlukan tim masak yang begitu banyak. Kami sudah berpengalaman dalam hal tersebut. Sehingga, kami buat kajian dan riset bagaimana sederhanakan program masak ini menjadi sesuatu yang efisien, hemat anggaran dan bujet, dan menjadikan sesuatu yang bisa dikontrol pemerintah,” terangnya.

Dapur satelit sangat efektif dan efisien dilokasikan di sekolah-sekolah. Apalagi, dapur ini memiliki mekanisme knock down yang dapat dibangun dalam waktu 6-10 jam dengan jumlah personil pemasangan 4-6 orang. Apalagi, Evi menilai, memasak itu tidak mudah. ”(Kegiatan sebelumnya) banyak melibatkan ibu-ibu PKK dan kelelahan. Tapi dengan dapur satelit ini, dapur kami hanya 6 jam (beroperasi) dan penyajian hanya 3 jam. Bisa sampai 600, 1.000 sampai 3.000 porsi,” ucapnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menilai, dapur satelit sebagai dukungan teknologi sektor swasta agar Program MBG berjalan lebih optimal. “Dapur satelit ini seperangkat dukungan teknologi agar Program Makan Siang Bergizi lebih optimal. Kelebihannya, pertama prosesnya cepat dengan menggunakan energi terbarukan dan menjamin gizi berimbang,” ucapnya.

Menurut Herman, dapur satelit merupakan solusi terbaik untuk menjalankan Program MBG agar berjalan optimal, berkualitas, dan akuntabel. “Ini baru gagasan dan uji coba, tentu nanti tindak lanjutnya kita melihat situasi dan kondisi,” lanjutnya.

CEO Technolife Group, Surachman Noviriyanto menambahkan, dapur satelit terdiri dari 3 tipe, yaitu tipe kecil (small), sedang (medium), dan besar (large). Tipe small dengan luasan 20 m2 cukup dengan kru masak berjumlah 2 orang, dapat memproduksi makanan 300-600 porsi dalam 3 jam. Tipe medium dengan luasan 42 m2 dengan kru masak berjumlah 4 orang, dapat memproduksi makanan 600-1.000 porsi dalam 3 jam. Tipe large dengan luasan 110 m2 cukup dengan kru masak 8 orang, dapat memproduksi makanan 1.000-3.000 porsi dalam waktu 3 jam.

Dapur satelit dilengkapi peralatan yang bersifat modular, baik sebagai peralatan persiapan, peralatan proses pembuatan makanan, peralatan penyimpan persediaan bahan makanan. Dapur ini juga didukung teknologi yang dapat memonitor ketersediaan bahan baku makanan, sumber energi, kualitas makanan yang dihasilkan, dan penyaluran makanan di tiap titik dapur satelit. Sehingga, pemerintah dapat memantau, menelusur, mengawasi, dan mengumpulkan data dari berbagai sumber secara seketika.

 

Windi Listianingsih

Tag:

Bagikan:

Trending

Perum BULOG Salurkan 1,3 Juta Ton Beras SPHP
Perum BULOG Salurkan 1,3 Juta Ton Beras SPHP Hingga Akhir 2025
Kementan Gandeng Swasta dan BUMN Dorong Investasi Sapi Perah
Swasta dan BUMN Investasi Sapi Perah Terintegrasi Di Jabar
Program GENIUS Perkuat Literasi Pangan dan Gizi Siswa
Program GENIUS Perkuat Literasi Pangan dan Gizi Siswa
Kementan Pantau Proses Penanganan dan Pengolahan Daging Dam
Kementan Pantau Proses Penanganan dan Pengolahan Daging Dam
NFA Usulkan Anggaran Rp16,10 Triliun Pada 2026
NFA Usulkan Anggaran Rp16,10 Triliun Pada 2026
Scroll to Top