Jakarta, Agrina-online.com. Industri sawit nasional harus terus memperbaharui teknologi yang digunakan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM) agar semakin berdaya saing dalam kancah lokal dan global. Mempertimbangkan hal tersebut, Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) menghadirkan 3rd TPOMI (Technology & Talent Palm Oil Mill Indonesia) pada 8-10 Juli 2025 di Bandung, Jawa Barat.
Hendra J. Purba, Sekjen P3PI menjelaskan, TPOMI lahir diawali keprihatinan karena meskipun industri sawit sudah berdiri 100 tahun lebih di Indonesia namun belum banyak pembaharuan teknologi teknologi untuk mengolah tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit (crude palm oil, CPO) yang lebih efisien.
“TPOMI dan P3PI sudah memasuki tahun ketiga. Pada TPOMI pertama dan kedua yang disorot hanya updating (perbaruan) teknologi pabrik sawit saja. Sedang pada TPOMI yang ketiga ini mulai masuk ke downstream (hilir). Jadi ada penambahan updating teknologi downstream,” ujarnya pada Konferensi Pers 3rd TPOMI Conference &Exhibition di Jakarta, Selasa (03/06/2025).
Acara yang diselenggarakan bekerja sama dengan Media Perkebunan ini mengusung tema “Updating Technology & Talent for Palm Oil Mill and Downstream”. Menurut Posma T. Sinurat, Kepala Bidang Pabrik Kelapa Sawit P3PI, kegiatan TPOMI tahun ini khusus menghadirkan teknologi terkini yang fokus pada pembaharuan teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) atau talent.
“Fokus kita meng-update teknologi. Yang dimaksud update teknologi ada 2. Pertama, pemilik-pemilik teknologi yang sudah lama tapi memperbaiki teknologinya. Kedua, pabrik tidak pernah menggunakan teknologi itu, tapi orang-orang di luar negeri sudah melakukan riset dan menciptakan mesin-mesin yang tidak pernah digunakan PKS. Ini juga meng-update teknologi,” urainya.
Posma menambahkan, acara TPOMI sangat tepat untuk semua level karena tidak hanya membahas aspek strategis namun juga masalah teknis. “Materi TPOMI sangat berguna bagi siapa saja yang bekerja di industri ini (sawit) baik staf biasa, asisten, manager, controller, direktur, dan owner. Bahasan TPOMI tidak hanya hal strategis saja tetapi teknis, SDM, aturan terkini, ISPO, kredit karbon yang sudah dinantikan para praktisi dan pengusaha,” ulasnya.
Lebih lanjut, Posma menjabarkan, teknologi pengolahan limbah sawit menjadi bahasan yang menarik. Ada tiga provider yang membawakan topik pabrik tanpa limbah. Selain itu, pembahasan continues improvement yang dibawakan oleh top manajemen perusahaan sawit tiga besar di Indonesia akan memotivasi pekerja pabrik kelapa sawit (PKS) bahwa ada cara baru mengelola PKS yang lebih efisien.
“Salah satu yang sangat penting adalah rendemen CPO, yang sering jadi bahan pertengkaran antara orang kebun dan pabrik. Kalau rendemen rendah pabrik menyalahkan kebun TBS jelek, sedangkan kebun menyalahkan pabrik karena loss-nya terlalu tinggi. Minyak itu sudah terbentuk di kebun, pabrik tinggal mengekstrak. Nah, pabrik ini tidak bisa menaikkan rendemen tetapi bisa menurunkan rendemen dengan tingginya loses. Karena itu ada tema tentang Excellent mill management,” terangnya.
Selain itu, upaya menjaga rendemen TBS adalah menekan kehilangan hasil (losses) dengan teknologi dari Jepang berupa Total Productive Maintenance. Yaitu, perawatan pabrik secara total melibatkan semua orang sehingga losses semakin rendah, rendemen semakin tinggi, dan semakin mudah mengelola PKS tersebut.
“Konsep dari Jepang yang sudah diimplementasikan cukup lama ini dalam 6 tahun terakhir diterapkan di PKS. Kalau diterapkan maka PKS lebih mudah dikelola, losses rendah dan rendemen terjaga tinggi,” urainya.
Topik lain yang tidak kalah penting adalah harga CPO, rendemen kernel, dan talent atau SDM. Pasalnya, belum tentu para praktisi yang bekerja di industri sawit saat ini menerapkan informasi terkini. “Kita memperkenalkan bagaimana manajemen terkini sehingga bisa lebih produktif,” pungkasnya.
Hendra menambahkan, 3rd TPOMI 2025 mengambil tempat di Bandung sebagai kiblatnya teknologi di Indonesia. Di samping seminar, acara akan diisi 35 booth dari dalam dan luar negeri, seperti Eropa, Malaysia, dan India yang menampilkan teknologi terkait PKS dan hilir sawit. Salah satunya, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) akan menghadirkan riset-riset terkini hilir sawit yang dibiayai BPDP.
Windi Listianingsih