1. Home
  2. »
  3. Agrina Update
  4. »
  5. Strategi Ekuador untuk Kesuksesan Global

GAPKI kembali Menggelar IPOC 2025 di Bali

Dalam upaya mendorong tata kelola dan daya saing industri sawit yang berkelanjutan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indon) kembali menggelar forum strategis tahunan yang menjadi barometer arah kebijakan dan prospek ndustri kelapa sawit nasional maupun global. Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2026 Price Outlook ini akan berlangsung pada 12–14 November 2025 di Bali International Convention Center, The Westin Resort Nusa Dua, Bali.
Acara ini bertajuk Navigating Complexity, Driving Growth: Governance, Biofuel Policy, and Global Trade. Tema tersebut mencerminkan komitmen industri sawit Indonesia untuk memperkuat tata kelola, menjaga daya saing di tengah dinamika perdagangan dunia serta menyikapi perkembangan global mengenai kontribusi industri sawit dalam kebijakan bauran energi atau biofuel. “Konferensi sawit ini akan menghadirkan pemerintah, para pakar internasional maupun pegiat industri sawit,”  ujar Mona Surya, Ketua Panitia Penyelenggara IPOC 2025.
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono menyampaikan bahwa penyelenggaraan IPOC 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Forum ini diharapkan mampu menghasilkan gagasan strategis dan kebijakan adaptif yang memperkuat posisi Indonesia di pasar global. IPOC merupakan forum strategis untuk membahas arah industri kelapa sawit ke depan, khususnya upaya-upaya yang dapat dilakukan para pelaku industri sawit dalam mendorong produktivitas di tengah beragam peluang dan tantangan domestik maupun global.
“Saat ini kita menghadapi masalah produksi stagnan sementara permintaan dalam negeri melonjak dan internasional juga demikian. Kita rasa perlu ada upaya supaya industri ini tetap sustain sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.,” ujar Eddy.
Adapun gelaran IPOC ke 21 tetap akan menghadirkan pembicara nasional dan internasional terkemuka di bidang minyak nabati dan kebijakan perdagangan global. Thomas Mielke, Executive Director Oil World, akan menyampaikan analisis mengenai proyeksi harga dan tren pasar minyak nabati dunia. Julian McGill selaku pendiri Glenauk Economics akan memberikan pandangan tentang dinamika makroekonomi yang mempengaruhi sektor komoditas, serta Ryan Chen dari Cargill Investments.
“China yang akan memaparkan outlook ekonomi China dan prospek bagi industri sawit, serta Satia Varqa dari FastMarkets yang akan mengulas respon strategis dalam menghadapi tantangan pasar global,” terang Mona.
Ditambah lagi IPOC kali ini pun kembali menghadirkan pembicara dan analis minyak nabati senior terkemuka dunia. “Kembali menghadirkan pembicara yang sangat ditunggu semua orang yaitu Dorab Mistry dari Godrej International Ltd. untuk menguak mengenai prospek harga di tahun mendatang,“ jelas Mona.
Selain itu, pakar komunikasi dan kebijakan publik internasional Pietro Paganini, akan membahas strategi industri dalam menjawab isu keberlanjutan dan regulasi global. Eddy Abdurrachman dan Andri Hadi akan menyoroti arah kebijakan serta diplomasi sawit Indonesia di tingkat internasional. Sementara itu, Dr. M. Fadhil Hasan dan Oscar Tjakra akan memberikan analisis mendalam mengenai rantai pasok, kebijakan energi, serta prospek investasi jangka panjang di sektor minyak nabati.
Pada IPOC 2025 ini juga akan dihadiri para pembicara kunci dari pemerintah seperti  yaitu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Republik Indonesia, Rachmat Pambudy, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arif Havas Oegroseno, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, serta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto.
“Bagaimana peta jalan industri sawit  menuju target Indonesia Emas 2045 dan seperti apa dampak kebijakan tarif Trump serta implementasi EUDR terhadap pasar dan daya saing industri kelapa sawit akan para keynote speakers sampaikan di sesi khusus,” jelasnya.
Menurut Mona, pandangan dari sisi pemerintah juga akan semakin menarik dan relevan dibawah kompleksitas tantangan serta target maupun kontribusi yang dapat diperankan industri kelapa sawit nasional, terutama kaitannya dengan rencana peningkatan bauran biodiesel menjadi B50. “Pembahasan mengenai B50 akan sangat menarik di IPOC semoga para peserta yang hadir bisa bagaimana menanggapi peningkatan menjadi B50,” terangnya.
Selain itu acara ini juga akan menyelenggarakan pameran industri yang menampilkan perkembangan terkini teknologi, produk, dan layanan pendukung dari hulu hingga hilir. “Di dalam pameran nanti ada banyak tentang Artificial Inteligent (AI) karena sekarang sawit sudah mulai memasuki mekanisasi dan digitalisasi itu sangat penting untuk industri kelapa sawit karena kedepan harus lebih efisien efektif dan produktif sehingga exhibitor seperti ini sangat diperlukan bagi pelaku kelapa sawit,” tandas Mona.
Dengan animo peserta yang terus meningkat, menurut Mona Surya, penyelenggaraan tahun ini optimis dapat menarik lebih dari 1.500 peserta yang terdiri dari pelaku usaha, pembuat kebijakan, analis, dan investor dari berbagai belahan dunia. “Seluruh rancangan penyelenggaraan IPOC ini diharapkan menjadi masukan penting bagi para pelaku industri sawit nasional,” tutupnya.
Arfi Zulta HB
Tag:

Bagikan:

Trending

CEO Astra Agro Bicara Replanting dan Masa Depan Sawit Nasional
CEO Astra Agro Bicara Replanting dan Masa Depan Sawit Nasional
tempFileForShare_20251030-100219
Stok Sawit Agustus 2025 Turun
tempFileForShare_20251030-100257
GAPKI kembali Menggelar IPOC 2025 di Bali
BULOG Cabang Sorong dan Komisi IV DPR RI Salurkan Bantuan Pangan
BULOG Cabang Sorong dan Komisi IV DPR RI Salurkan Bantuan Pangan
sawit
Astra Agro Perkuat Produktivitas dan Keberlanjutan Sawit Lewat Teknologi dan Riset Terpadu 
Scroll to Top