Jakarta, Agrina-online.com. INAGRITECH dikenal sebagai pameran mesin dan teknologi pertanian, serta pameran dagang terbesar di bidangnya. Pameran ini telah memainkan peran penting dalam industri agroekonomi karena menghadirkan tren terbaru dan mempertemukan para pemasok global, menjadi tempat pertemuan utama bagi para peserta pameran untuk berkolaborasi.
INAGRITECH diselenggarakan pertama kali pada 2011 dan secara aktif mengembangkan serta berinvestasi di industri bisnis. Memasuki edisi ke-11 pada 29-31 Juli 2025, INAGRITECH telah dikenal sebagai pameran mesin, teknologi, dan peralatan pertanian terbesar di Jakarta, sekaligus salah satu pameran terpenting di Indonesia.
INAGRITECH kali ini dibuka oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono. Wamentan mencurahkan isi hatinya saat pekan pertama menjabat saat berkunjung ke Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menerima keluhan para petani. Namun waktu tak cukup menjawab semua keluhan petani, Wamentan melakukan hal yang jarang dilakukan pejabat publik yaitu membagikan nomor ponselnya.
Ribuan curhat petani, Wamen memetakan empat persoalan utama yang dihadapi petani. Pertama, petani kesulitan mendapatkan benih unggul dan bersertifikat untuk berbagai komoditas, mulai dari padi, jagung, hingga buah dan sayuran.
Kedua adalah masalah klasik, akses terhadap air dan irigasi yang tidak memadai. Ketiga, kelangkaan dan sulitnya memperoleh pupuk berkualitas dengan volume yang cukup. Terakhir, masalah yang selalu menghantui saat panen raya tiba yaitu harga anjlok.
Keluhan tersebut, Wamentan sampaikan kepada Menteri Pertanian dan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Presiden yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum HKTI sangat memahami permasalahan tersebut. Respons cepat pun datang dalam bentuk serangkaian kebijakan strategis.
Mengatasi masalah pupuk, Wamentan mengklaim Presiden telah memberikan arahan tegas kepada Pupuk Indonesia dan Menteri Keuangan untuk memastikan ketersediaan pasokan. Ia bahkan sesumbar bahwa masalah pupuk akan tuntas pada tahun 2025.
Pada sektor benih, pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk pembagian benih berkualitas tinggi dan berstandar, dibagikan secara gratis kepada lebih dari 40% petani.
Tak hanya itu, pemerintah juga menabuh genderang perang terhadap para pemalsu benih dan pupuk. “Beberapa orang yang jahat membuat fake seed. Dan beberapa dari mereka telah diberi laporan kepada polisi. Beberapa dari mereka sudah di penjara,” tegasnya, Selasa (29/7).
Lalu guna melindungi petani dari jatuhnya harga saat panen, Presiden menetapkan harga dasar minimum (HPP) untuk gabah kering panen sebesar Rp6.500/kg, berlaku untuk semua kualitas di tingkat petani. Kebijakan ini mengikat, tidak hanya bagi Perum Bulog, tetapi juga bagi perusahaan swasta.
Bulog ditugaskan untuk menyerap seluruh hasil panen petani yang tidak terserap oleh pasar. Strategi ini, menurut Wamentan, berhasil menjaga stabilitas harga dan membuat petani di seluruh Indonesia merasa senang. “Berkat kebijakan ini, cadangan beras pemerintah (CBP) berada di level aman, sekitar 4,5 juta ton,”katanya.
Sementara itu, Dodi Rahadi, Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Kementerian Perindustrian menjelaskan, proyek luas panen padi periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 2,83 juta ha. Angka yang sangat besar karena naik lebih dari 50% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Selain itu, panen jagung juga diprediksi meningkat hampir 40%, namun disisi lain industri penopangnya di dalam negeri menunjukkan potret yang sebaliknya. Sektor industri mesin dan perlengkapan mulai mengalami perlambatan sejak 2023- awal 2025. Berbeda pada 2021-2022 pertumbuhan tinggi.
Industri alsintan pada 2024 rata-rata masih berkisar 44-56%, sehingga perlu adanya langkah strategis dan perhatian khusus untuk meningkatkan penjualan. “Ini sinyal penting bahwa kapasitas produksi yang ada masih belum sepenuhnya termanfaatkan,” tegasnya.
Hal ini diperparah oleh neraca perdagangan yang timpang. Dodi menjelaskan data menunjukkan tantangan besar bagi industri alsintan nasional. Nilai impor pada 2024 tercatat mencapai US$ 657 juta, sementara ekspor baru sanggup menyentuh angka US$ 47 juta.
“Nilai impor alat dan mesin pertanian secara konsisten jauh melampaui ekspor. Komoditas impor terbesar antara lain adalah mesin panen padi dan alat pengolah hasil pertanian,” tegasnya.
Dodi menegaskan, Kementerian Perindustrian antara impor dan ekspor memiliki dua sisi mata uang. Satu sisi menunjukkan bahwa kebutuhan teknologi dan alat pertanian di dalam negeri masih sangat besar. Sisi lainnya, ini membuka peluang bagi industri nasional untuk meningkatkan daya saing dan substitusi impor.
“Ada tantangan tapi ada secercah harapan, beberapa produk dalam negeri seperti traktor tangan dan sprayer sudah mulai diminati pasar global. Ini merupakan sinyal positif yang harus terus didorong melalui peningkatan kualitas dan inovasi,” jelasnya.
Dalam pidatonya, Dodi menyebut pameran ini sebagai momentum yang sangat relevan dan strategis untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Ia memandang acara ini bukan sekadar ajang promosi, melainkan sebuah wadah kolaborasi, pertukaran gagasan, dan penguatan ekosistem industri dalam negeri.
Ia mendorong seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan tersebut guna memperluas jaringan dan memperkuat kemitraan. “Bersama-sama mempercepat kemajuan industri alsintan dan pupuk demi mendukung ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.
Presiden Direktur GEM Indonesia, Baki Lee menyampaikan, pameran Inagritech dan Chemical Indonesia 2025 kali ini diikuti lebih dari 650 perusahaan dari 25 negara.
Pameran ini memiliki tujuan strategis, teknologi yang dipamerkan diharapkan dapat membantu Indonesia menjadi negara yang mampu mengembangkan hilirisasi khususnya industri pertanian dan kimia.
“Selaras dengan agenda prioritas pemerintah saat ini, pemerintah menaruh perhatian pada isu ketahanan pangan. Sehingga pameran teknologi ini dapat berkontribusi nyata. Sehingga dapat terciptanya ketahanan pangan nasional yang semakin kuat,” ujarnya.
Kesuksesan acara ini, menurut Bucky, tidak lepas dari dukungan kuat berbagai pihak. Ia secara khusus menyampaikan apresiasi mendalam kepada Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum HKTI.
“Saya sangat terima kasih dengan Pak Ketua Umum HKTI yang baru, dan beliau juga sebagai Wakil Menteri Pertanian yang begitu luar biasa mendukung kita, sehingga beliau bersiap untuk membuka pameran untuk hari ini,” tutupnya.
Sabrina Yuniawati







