1. Home
  2. »
  3. Agrina Cetak
  4. »
  5. Agrinnovation Conference 2025: Tonggak Inovasi Pertanian

Optimalisasi Perhutanan Sosial untuk Swasembada Jagung

Swasembada Jagung

Grobongan, Agina-online.com.  Menurut Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung terhadap pemanfaatan lahan perhutanan sosial sebagai langkah strategis untuk swasembada jagung dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Gerakan penanaman jagung yang diinisiasi oleh Polri dan melibatkan berbagai kementerian, khususnya dalam hal ini Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan, merupakan bentuk kolaborasi nyata dalam mendorong swasembada pangan. Sinergi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan pangan secara berkelanjutan, khususnya dalam memperkuat cadangan pangan pemerintah,” ujarnya saat di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (9/7).

Jagung merupakan komoditas strategis nasional lanjut Arief, berperan penting dalam industri pangan dan pakan di mana saat ini ketersediaan jagung dalam kondisi yang aman dan cukup. Produksi tentunya leading sector-nya tetap kementerian teknis.

Badan Pangan Nasional menghitung berapa produksi dan berapa kebutuhan untuk para peternak dan konsumsi masyarakat. “Hari ini kita harus support Polri dan Kementerian teknis. Ini salah satu Asta Cita dari Bapak Presiden Prabowo agar kita bisa swasembada pangan salah satunya jagung,” katanya.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan, Polri berkomitmen penuh mendukung ketahanan pangan nasional melalui langkah konkret di lapangan. Di Jawa Tengah, penanaman jagung dilakukan di atas lahan seluas 138.750 ha, terdiri dari 136.287 ha lahan produktif dan 2.463 ha lahan perhutanan sosial.

Di Kabupaten Grobogan, penanaman dilakukan di lahan perhutanan sosial seluas 207 ha.“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Polri terhadap pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan. Polri terlibat sejak tahap pencarian lahan, pembibitan, perawatan, hingga jaminan penyerapan hasil panen,” jelas Kapolri.

Untuk menjamin penyerapan hasil panen, Polri menggandeng Bulog sebagai mitra utama, serta menjalin kerja sama dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT). Polri juga tengah menjajaki kemitraan dengan koperasi, termasuk Koperasi Desa Merah Putih, guna memperkuat akses permodalan dan menjamin harga sesuai standar pemerintah.

“Kami mendorong keterlibatan kepala daerah, Forkopimda, dan seluruh pemangku kepentingan di daerah untuk mendukung upaya ini. Termasuk pengalokasian anggaran perubahan untuk land clearing, bantuan alsintan, bibit, pupuk, dan pembangunan gudang pangan standar Bulog,” tegasnya.

Apresiasi juga disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, yang memandang inisiatif Kapolri sebagai langkah luar biasa dalam mempercepat terwujudnya swasembada pangan.

“Inisiatif Kapolri ini sangat membanggakan dan patut kita apresiasi setinggi-tingginya. Terlebih dengan keterlibatan Polri dalam seluruh tahapan, mulai dari pencarian lahan, pendistribusian bibit unggul dan pupuk, penanaman, bantuan alsintan, hingga jaminan pascapanen,” ujarnya.

Titiek menambahkan bahwa tantangan dalam mewujudkan swasembada pangan masih cukup berat, terutama terkait ketersediaan lahan pertanian. Oleh karena itu, ia menilai program perhutanan sosial bisa menjadi salah satu solusi konkret.

“Saya optimis cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dapat terwujud. Kami berharap langkah yang dilakukan Kapolri dan jajarannya dapat menjadi inspirasi bagi kementerian dan lembaga lain untuk turut ambil bagian dalam memperkuat kedaulatan pangan nasional,” katanya.

Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa program perhutanan sosial memiliki peran strategis tidak hanya untuk pelestarian lingkungan, tapi juga ketahanan pangan, energi, dan air. Dari total 8,3 juta ha lahan perhutanan sosial yang telah diberikan kepada masyarakat, terdapat potensi agroforestry jagung seluas 513.655 ha.

“Swasembada pangan tidak hanya soal kedaulatan bangsa, tetapi juga kesejahteraan petani. Kami terbuka untuk kerja sama lintas sektor agar perhutanan sosial bisa menjadi penopang produksi pangan nasional,” pungkasnya.

Berdasarkan data Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung pada Januari-Agustus 2025 mencapai 10,84 juta ton, lebih tinggi 820 ribu ton (8,16 persen) dibanding periode yang sama pada 2024. Sementara itu, proyeksi kebutuhan jagung di periode yang sama pada 2025 mencapai 10,06 juta ton, yang berarti neraca jagung pada periode tersebut masih mengalami surplus sekitar 780 ribu ton.

 

Sabrina Yuniawati

Tag:

Bagikan:

Trending

diskusi terbatas forwatan ketelusuran industri kayu
Regulasi Industri Kayu Nasional Perlu Dipermudah
JAPFA Siap Kontribusi Program MBG
JAPFA Siap Berkontribusi Program MBG
Pelaksanaan panen perdana jagung tumpang sari jagung di lahan sawit
PTPN IV PalmCo dan Polres Landak Panen Perdana Jagung Tumpang Sari
Syngenta
Syngenta Indonesia Luncurkan Buku Panduan Budidaya Padi dan Drone Learning Center
Pupuk Kaltim dan Kementan Pastikan Ketersediaan Pupuk, Dukungan Swasembada Pangan
Pupuk Kaltim dan Kementan Pastikan Ketersediaan Pupuk Aman
Scroll to Top