Riau, Agrina-online.com. Best Planter Indonesia (BPI) menyelenggarakan pelatihan teknis budidaya kelapa sawit gelombang ke-4 pada 11 – 15 Agustus 2025 di Provinsi Riau. Sebelum gelombang 1 dan gelombang 2 diselenggarakan dibulan Juli 2025 dan Gelombang 3 pada awal Agustus 2025.
Peserta pelatihan berasal dari Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Rokan Hulu. Kunjungan lapang dilakukan ke Koperasi Produsen Gunung Sari Kabupaten Kampar, PT Arindo Trisejahtera 1 (First Resources Group), PT Kimia Tirta Utama (Astra Agro Lestari Group), PT Aneka Inti Persada dan PT Aneka Sawit Lestari (Minamas Group).
Acara penutupan berlangsung, Jum’at 15 Agustus 2025 sore hari, diikuti oleh Dinas Perkebunan propinsi dan keempat Dinas Perkebunan Kabupaten, baik secara tatap muka maupun secara online zoom.
Dalam sambutannya, Defris Hatmaja, mewakili Kadisbun Propinsi Riau menyampaikan bahwa harga CPO berpengaruh langsung terhadap harga TBS. Jika pekebun swadaya sudah membentuk kelompok tani, silahkan menghubungi disbun provinsi atau disbun kabupaten untuk difasilitasi bermitra dengan pabrik kelapa sawit.
Sehingga pekebun bisa langsung menjual hasil panen sawitnya ke pabrik, tidak lewat perantara lagi. Dengan ini, maka pekebun sawit mendapatkan harga jual TBS seperti harga ketetapan Disbun yang diupdate setiap 2 minggu sekali yaitu pada hari selasa.
Dalam acara penutupan, Direktur Operasional BPI, Friyandito menyampaikan terima kasih kepada BPDP atas dukungan dan pendanaannya, kepada Ditjenbun atas dukungan teknis dan rekomtek peserta, kepada Disbun Provinsi dan Disbun Kabupaten yang bekerjasama menyukseskan kegiatan.
Lalu tidak kalah pentingnya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini seperti tempat kunjungan lapang, pihak hotel, pihak tranportasi dan pihak lainnya.
Friyandito menyampaikan bahwa Best Planter Indonesia kedepan siap untuk bekerjasama Kembali menyelenggarakan modul pelatihan teknis budidaya kelapa sawit, modul panen dan pasca panen, modul kepemimpinan dan komunikasi serta modul terbaru direkomtek tahun 2025 yaitu Pelatihan Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik.
Dinas Perkebunan propinsi dan kabupaten yang saat ini sedang melakukan pencacahan calon peserta bisa memaksimalkan modul pelatihan Pembuatan dan Aplikasi Pupuk Organik ini untuk menunjang perbaikan produktivitas pekebun sawit, pupuk merupakan faktor kedua yang utama mempengaruhi produksi, dan pupuk juga kendala utama pekebun sawit saat ini.
Diakhir acara penutupan, seluruh hadirin mendokan para peserta pelatihan agar bisa bertemu lagi dikesempatan mendatang dengan kondisi yang lebih baik, yaitu produksi kebun sawitnya lebih meningkat, pendapatan pekebunnya lebih banyak dan pekebunnya lebih Sejahtera.
Sabrina Yuniawati