Jumat, 7 Maret 2025

Beliayam Perkenalkan Transaksi Bisnis Ayam Model Baru

Beliayam Perkenalkan Transaksi Bisnis Ayam Model Baru

Foto: - WINDI LISTIANINGSIH
Pelanggan Beliayam dapat melacak daging ayam yang dibeli sejak di kandang

Jakarta, AGRINA-ONLINE.COM. Usaha peternakan dan perdagangan ayam memasuki era baru. Seiring perkembangan teknologi informasi dan digital, pelaku usaha sektor ini turut berbenah, salah satunya Beliayam.com yang menerapkan ketelusuran (traceability) berpadu teknologi blokchain sebagai wujud transpransi di setiap lini bisnisnya.

Menurut Chandra Paku Rahman, CEO PT Beliayam Com, traceability memungkinkan konsumen menelusuri jejak daging dan telur ayam yang dibeli sejak proses budidaya ayam di kandang, proses pemotongan di Rumah Potong Ayam (RPA), sampai ke tangan konsumen.

Traceabilityitu adalah bentuk dari tanggung jawabnya Beliayam kepada customer (pelanggan). Jadi, kita akan me-record semuanya, termasuk ini ayam menggunakan bibit apa. Bibit itu ‘kan banyak, ada A, B, C, D. Kemudian, dikasih makan apa. Ini juga akan mematahkan paradigma ayam itu disuntik hormon supaya bisa besar. Di sini proses dari kandang sampai ke tangan konsumen bisa di-trace,” ucapnya pada Soft Launching Web 3.0 Sebagai Teknologi Terbaru Beliayam.com (25/2).

Saat membeli daging ayam dalam jumlah besar secara rutin di platform Beliayam.com, pelanggan katering dan restoran bisa melihat peternak mana saja yang memelihara ayam tersebut secara bergiliran untuk memastikan jaminan stok dengan harga kontrak. Sehingga, ulas Chandra, pelanggan merasa tenang dengan kepastian stok dan harga yang stabil untuk usahanya. Di samping itu, peternak juga terbantu karena hasil panennya pasti dibeli.

Traceability tadi kita kunci di blockchain, jadi nggak bisa kita ubah datanya. Input data dari peternak dan itu tidak bisa diubah. Potensi fraud (penipuan) itu zero (nol). Kenapa blockchain itu menjadi suatu dambaan sebuah negara karena blockchain itu sebuah kunci transparansi,” ucapnya yang menyebut konsep traceability sudah berjalan sejak awal 2025.

Menurut Chandra, konsep Beliayam yaitu membuat hilirnya jalan lebih dulu kemudian menciptakan peternakan berkelanjutan. Saat ini Beliayam memasarkan sebanyak 150-200 ton daging ayam dengan pasar terbesar di Jabodetabek.

“Jadi, peternak yang tergabung di dalam kita adalah peternak-peternak yang sudah dapat orderan dan biaya, sudah pasti, tidak market liar, supaya mereka juga merasakan keuntungan,” terangnya.

Sementara itu, pembeli yang bertransaksi di Beliayam.com juga otomatis akan mendapatkan token berupa uang kripto (cryptocurrency) sebagai bagian dari pengembangan Web 3.0. Uang kripto ini selanjutnya bermanfaat untuk memberi bantuan permodalan buat peternak dengan skema pembiayaan yang terjangkau.

“Tokenisasi itu pengembangan dari Web 3.0. Web 3.0 ini nanti tokenisasinya akan berupa cryptocurrency. Dengan adanya ekosistem yang kuat, ini harapannya ke depan akan bisa jadi ekosistem real world assets (RWA) yang beneran. Karena banyak sekali dana-dana kripto di luar sana yang penggunaannya belum clear. Tapi dengan ekosistem hulu hilir yang kita bangun ini, harapannya bisa membantu teman-teman peternak mendapatkan pembiayaan yang lebih murah darip ada bank karena kripto ‘kan tidak ada bunga, bankless,” tukasnya.

Chandra menambahkan, salah satu klien di Malaysia berminat mengembangkan sistem traceability yang digagas. ”Basicnya kita perusahaan digital, produknya ayam. Ini akan jadi open source, asosiasi mau pakai boleh. Karena ini ‘kan tidak bertuan, dalam arti promotornya kita, server ktia. Data ketika sudah di-record, semua bisa lihat,” pungkasnya.

 

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain