Kamis, 11 Agustus 2022

Tujuh Intervensi Pandawa Agri Membangun Ekosistem Pertanian Berkelanjutan

Tujuh Intervensi Pandawa Agri Membangun Ekosistem Pertanian Berkelanjutan

Foto: ist.
PAI turut serta dalam mengurangi 2 juta liter penggunaan pestisida di Indonesia.

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Pandawa Agri Indonesia (PAI) mengembangkan ekosistem pertanian end-to-end yang berkelanjutan di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Inisiatif Pengembangan Ekosistem Beras Natural Mbay ini merupakan satu diantara beberapa inisiasi lainnya yang dikembangkan oleh PAI bagi petani swadaya (smallholders) di Indonesia.

 

Dalam Laporan Dampak (Impact Report) yang dirilis pada Rabu (10/8), Kukuh Roxa, Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Co-founder PAI mengatakan, pihaknya melihat pengembangan ekosistem petani swadaya ini menjadi cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi sistem produksi pangan menjadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.Tercatat, peningkatan produktivitas hasil panen hingga 40%, peningkatan pendapatan petani, dan kesuburan tanah yang berangsur meningkat.

 

Pandawa Agri Indonesia dikenal dengan produk reduktan pestisidanya. Produk ini dapat digunakan oleh petani untuk mengurangi dosis pestisida demi menghalau serangan hama pada tanaman. Pada 2021 lalu, PAI mulai mengembangkan ekosistem bagi petani swadaya dengan turut menghadirkan teknologi PPAI (Pendampingan Pandawa Agri Indonesia) untuk mendukung inisiatif tersebut.

 

Hingga saat ini, reduktan pestisida, yang merupakan produk unggulan PAI, telah turut serta dalam mengurangi hingga 2 juta liter penggunaan pestisida di Indonesia.“Kami berharap inisiasi ini dapat mengurangi residu input sintetis secara bertahap, sehingga dapat turut memperbaiki kualitas lingkungan pertanian di Nagekeo. Selain itu, Kami berharap teknologi PPAI dapat mendukung para petani di Mbay untuk mencapai potensi maksimalnya serta meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani,” tandas Kukuh.

 

Teknologi PPAI secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pertanian di wilayah geografis dan untuk komoditas tertentu. PAI menerapkan tujuh intervensi yakni benih bersertifikat, pupuk mikro lengkap, mikoriza, pupuk silika, mikroba pengurai jerami untuk meningkatkan unsur organik dalam tanah, serta reduktan herbisida dan insektisida.

 

Pada Pengembangan Ekosistem Beras Natural Mbay di Nusa Tenggara Timur, teknologi PPAI memberikan dampak positif.Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Domengatakan, Mbay memiliki potensi yang besar untuk dapat menjadi lumbung padi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

“Kami memiliki 5.000 hektar sawah, dan beras asal Mbay sudah terkenal unggul sejak dulu. Namun, beberapa tahun terakhir ini produktivitasnya cenderung stagnan dan kian menurun. Pendampingan yang dilakukan PAI ini terbukti mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga pendapatan petani meningkat dan pasokan pangan di daerah tetap terjaga,” bahasnya mengapresiasi.

 

Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmajamenilai, pengembangan ekosistem Beras Natural Mbay ini merupakan praktik yang sangat baik dan patut dibawa ke tingkat nasional untuk dijadikan contoh program pengendalian inflasi daerah. Kedepannya diharapkan semakin banyak wilayah di Indonesia yang dapat mengembangkan closed-loop ecosystem seperti ini dengan komoditas yang juga beragam.

 

Try Surya A

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain