Foto: Sabrina
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, Kementan mendorong para petani dan penyuluhan untuk memahami perubahan iklim.
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Pada Oktober 2021 KTT Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia diadakan dan dihadiri pemimpin dari 20 ekonomi tersebar dunia (G-20) termasuk Presiden Joko Widodo. Kesepakatan dari pertemuan ini diharapkan menjadi titik terang keseriusan negara dunia menghadapi tantangan perubahan iklim. Presiden Joko Widodo berkomitmen Indonesia untuk ikut dalam menurunkan CO2 dunia sehingga terhindar dari malapetaka perubahan iklim atau climate change.
Sektor pertanian dapat terancam dari dampak perubahan iklim tersebut. Sehingga Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya untuk mengurangi, memitigasi, dan mengantisipasi. Ketahanan pangan nasional dapat terpengaruh saat tidak adanya persiapan dengan baik. Dampak perubahan iklim ini yaitu cuaca ekstrem seperti hujan lebat, kekeringan, gelombang panas, dan badai tropis. Hal ini dapat mempengaruhi proses tanam dan hasil pertanian nasional.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dampak perubahan iklim menjadi tantangan besar di sektor pertanian. “Salah satu solusi yang bisa diambil adalah mengunakan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk adaptasi perubahan iklim,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengungkapkan, Indonesia didera perubahan iklim yang sangat ekstrim dan pendemi yang belum usai. Namun, Kementan tetap menjaga dan mempertahankan produktivitas pertanian agar terus meningkat. “Karena itu, mau tidak mau, siap tidak siap produktivitas harus naik. Solusinya dengan smart farming dan digitalisasi pertanian,” jelasnya pada saat prescon, Jakarta (16/2).
Menurut Dedi Nursyamsi, dampak perubahan iklim ini Kementan mendorong para petani dan penyuluhan untuk memahami perubahan iklim. Sehingga dapat mengurangi dampak perubahan iklim. “Sosialisasi kepada petani dan penyuluh harus mengerti apa itu climate change dan dampak dari perubahan iklim. Para petani harus mampu mengimplementasikan inovasi teknologi agar dapat menggenjot produksi pertanian,” ungkapnya.
BPPSDMP dengan program pelatihan sejuta petani dan penyuluh untuk meningkatkan pengetahuan petani dan penyuluh terhadap perubahan iklim. “Pelatihan sejuta petani dan penyuluh merupakan simbol yang artinya Kementan melakukan pelatihan secara masif di seluruh tanah air dengan tujuan mendorong pertanian berkelanjutan,” terangnya.
Sabrina Yuniawati