Foto: Dok. Syngenta Indonesia
Lebih dari 153.000 petani terlibat dalam kegiatan virtual Syngenta selama masa pandemi
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Digitalisasi menjadi salah satu solusi pada semua sektor di masih berlangsungnya masa pandemi. Perusahaan yang bergerak dalam bidang benih dan proteksi tanaman, Syngenta Indonesia, memanfaatkan teknologi digital agar terus menjaga komunikasi dan mendampingi petani di Tanah Air.
Kazim Haznain, General Manager Syngenta menuturkan, selama pandemi Syngenta Indonesia telah menggelar tidak kurang dari 6.900 kegiatan atau acara virtual sejak Maret 2020. Kegiatan virtual ini berupa webinar yang dilakukan tim agronomis lapangan dengan komunitas petani, tinjauan lapangan, dan juga peluncuran teknologi pertanian baru yang membantu petani meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Ia melanjutkan, lebih dari 153.000 petani telah terlibat dalam kegiatan virtual dari Syngenta selama masa pandemi, sehingga petani tetap dapat belajar mengenai praktik pertanian yang baik dan tepat mempertahankan produktivitas, dan berbagi pengetahuan strategi pangan yang baru.
“Kami memaksimalkan pemanfaatan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, dan Twitter untuk terus mempertahankan komunikasi dengan petani. Melalui platform media sosial ini tim Syngenta memberikan berbagai info terkait praktik pertanian yang baik, peningkatan produktivitas petani, teknologi pertanian terbaru dan juga penggunaan produk perlindungan tanaman yang tepat agar kesehatan petani tetap terjaga,” detailnya di tengah-tengah Media Gathering sacara daring, Senin (6/12).
Di samping itu, lanjut Kazim, Syngenta Indonesia juga bermitra dengan Sayurbox dan TaniHub dalam membantu pemasaran hasil petani di dalam negeri. Selain dengan industri, contohnya Syngenta juga bermitra dengan pemerintah melalui program Closed Loop Hortikultura di bawah naungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Midzon Johannis, Head of Business Syngenta Indonesia menambahkan, salah satu komitmen perusahaan yakni The Good Growth Plan (GGP). Pertengahan 2020, program Good Growth Plan melanjutkan evolusinya dengan empat komitmen baru yang harus dicapai hingga 2025. Empat komitmen baru Good Growth Plan tersebut adalah mempercepat inovasi bagi petani dan alam, mengusahakan pertanian yang netral karbon, membantu pekerja pertanian tetap sehat dan selamat, serta bermitra yang bermanfaat.
Sementara Letran Silalahi, Head of Human Resource Syngenta Indonesia mengatakan, sektor usaha yagn ditekuni syngenta merupakan salah satu sektor esensial yang tetap terus berjalan selama pandemi. Maka itu, tim Syngenta di lapangan dituntut untuk tetap sehat baik fisik maupun mental.
“Kami menerapkan protokol kesehatan untuk semua tingkatan produksi, meluncurkan program EAP (Employee Assistance Program) untuk membantu staf dan karyawan menghadapi dampak emosional dari pandemi, dan menerapkan Office Based on Hybrid. Produktifitas tetap berjalan 100% meski sebagian harus WFH (Work From Home),” tandasnya.
Terkait mendukung produksi jagung nasional, Syngenta menyiapkan benih jagung hibrida yang mendukung Indonesia masuk ke dalam delapan besar negara produsen jagung. “Benih unggulan kami buat melalui riset yang panjang dan sesuai dengan kondisi lahan petani dan cuaca di Indonesia. Selain itu juga memberi solusi untuk hama dan penyakit tertentu yang menyerang tanaman jagung,” bahas Fauzi Tubat, Head of Seed Business Syngenta Indonesia yang juga turut hadir.
Tercatat, dalam dua dekade terakhir, peningkatan produksi jagung di Indonesia meningkat dari yang semula 9,5 juta ton pada 2000, menjadi 19,7 juta ton pada 2020. Provinsi Jawa Timur merupakan produsen jagung tertinggi di Indonesia dengan 1,05 juta ha lahan dengan produktivitas 5,3 juta ton/tahun. Kemudian diikuti oleh Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo.
Try Surya A