Foto: Istimewa
SHS mampu menghasilkan kurang lebih 25.000 ton beras/tahun, optimistis ekspor beras berjalan lancar.
Jeddah (AGRINA-ONLINE.COM). Indonesia siap mengekspor beras ke Arab Saudi. Peluang ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding - MoU) kerjasama ekspor beras antara BUMN PT Sang Hyang Seri (SHS) dan perusahaan Al Batlah Arab Saudi.
Penandatanganan MoU tersebut merupakan hasil fasilitasi Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah bersinergi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Arab Saudi. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama SHS Karyawan Gunarso dan General Manager Al Batlah Muhammad Husein pada Senin (14/6) di kantor KJRI di Jeddah, disaksikan Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono dan Direktur Komersial Holding BUMN Pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Frans Tambunan.
Kepala ITPC Jeddah Muhammad Rivai Abbas menyampaikan, saat pasar global sedang lemah akibat pandemi, ITPC Jeddah mempersiapkan produk-produk Indonesia untuk diekspor ke Arab Saudi. “Masa pandemi Covid-19 saat ini justru menjadi waktu yang tepat untuk mempersiapkan produk-produk Indonesia ke pasar Arab Saudi. Mudah-mudahan tahun depan jemaah umrah dan haji sudah bisa beribadah ke Arab Saudi, dan saat itu terjadi beras Indonesia sudah tersedia di sini. Kesiapan stok pangan dari Indonesia dapat memberikan kenyamanan beribadah saat jemaah dari Indonesia sudah kembali mengunjungi Arab Saudi,” ungkap Rivai.
Menurut Rivai, beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia berdomisili di Arab Saudi ditambah jemaah haji dan umroh asal Indonesia yang kesehariannya mengonsumsi nasi, maka masuknya beras asal Indonesia ke Arab Saudi dalam kondisi pandemi ini merupakan prestasi yang membahagiakan.
Konjen Eko Hartono mengatakan, penandatanganan MoU ini merupakan langkah yang sangat baik. Dengan beras di pasaran, ia berharap jemaah haji dan umroh bisa mengonsumsi makanan yang berasal dari Indonesia. Salah satu tantangan ekspor beras Indonesia ke Arab Saudi adalah penetapan harga.
“Semoga dengan kesepakatan harga dari SHS, Al Batlah bisa segera mengimpor dari Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, Direktur RNI Frans Tambunan menyambut baik kerja sama ini dan berharap produkproduk pangan di luar beras akan segera menyusul ekspor ke Arab Saudi. Ia mengatakan, BUMN Indonesia memiliki beragam produk pangan yang potensial untuk pasar Arab Saudi seperti produkproduk hasil perikanan.
Karyawan Gunarso dari SHS sangat optimistis ekspor beras akan berjalan lancar. SHS memiliki lahan seluas 3000 ha dan lahan tambahan seluas 10.000 ha yang mampu menghasilkan kurang lebih 25.000 ton beras per tahun.
SHS dan Al Batlah sepakat mempelajari profil bisnis dan melakukan studi bersama untuk merealisasikan berbagai kerja sama ekspor produk Indonesia selanjutnya. “Kami harap dari ekspor beras ini akan berlanjut ke rencana jangka panjang yang membuka peluang ekspor produk-produk hortikultura lainnya dan berbagai kerja sama investasi dengan para pengusaha Arab Saudi di masa mendatang. Kami berkomitmen menjaga produksi beras baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,” ujarnya.
Muhammad Husein, perwakilan Al Batlah mengatakan akan mengawal tahap berikutnya berupa pernyiapan draf untuk commercial agreement dan memantau pengiriman produk sebagai realisasi MoU. Menurutnya, MoU ekspor beras ini merupakan kerja sama awal untuk mengekspor berbagai komoditas andalan Indonesia ke pasar Arab Saudi seperti kakao dan rempah-rempah.
“Kami berkomitmen untuk membeli produk beras Indonesia dan produk-produk Indonesia lainnya seperti kakao dan rempah-rempah selama kualitas dan harganya kompetitif,” ujar Husein.
Berdasarkan data TradeMap 2020, negara pengekspor beras terbesar ke Arab Saudi adalah India dengan nilai US$ 1,1 miliar, diikuti Amerika Serikat US$ 120 juta, Pakistan US$ 105 juta, dan Thailand US$ 25 juta.
Try Surya A