Foto: Istimewa
Penyaluran CBP diprioritaskan melalui tiga strategi
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tersimpan di gudang Perum Bulog totalnya mencapai 413.856 ton sejak 2018 hingga 2019. Mutu beras yang tersimpan menahun ini berpotensi turun jika tidak dilakukan perawatan.
Dalam rapat bersama Komisi IV DPR, Selasa (18/5), Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, sebagian besar beras tersebut berasal dari impor beras pada 2018 sebesar 244.864 ton dan pengadaan dalam negeri pada 2018 sebesar 45.080 ton. Di samping itu, stok CBP dari pengadaan dalam negeri pada 2019 sebanyak 123.912 ton.
Buwas, sapaannya, mengusulkan agar beras-beras tersebut diprioritaskan penyalurannya melalui tiga strategi. “Kami sudah ajukan hal ini dua kali dalam Rakortas (rapat kordinasi terbatas) karena beras yang sudah menahun ini masih bisa digunakan,” ulasnya.
Pertama, kebijakan penyaluran beras CBP dalam saluran tertentu pada mekanisme bantuan sosial sesuai hasil sidang kabinet, 7 April 2021 lalu. Kemudian, penurunan harga CBP af gudang Bulog dalam program ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KSPH) atau operasi pasar (OP). Terakhir, pelepasan stok dengan penjualan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
Menurut Buwas, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung agar beras menahun tersebut segera ditangani. Penurunan harga yang diusulkan dari Rp8.300/kg menjadi Rp6.500/kg dari gudang Bulog. Selisih ini nantinya akan dimintakan ke negara.
Beras yang sudah menahun tersebut menimbulkan biaya perawatan yang lebih tinggi untuk mempertahankan mutu beras tetap terjaga. Ketersediaan beras Bulog per 17 Mei 2021 sebesar 1.395.376 ton. Angka ini terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 1.378.047 ton, sebanyak 413.856 ton merupakan beras yang menahun sejak 2018-2019. Sisanya beras komersial sebanyak 17.329 ton.
Try Surya A