Senin, 29 Juni 2020

PUGaR Masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik

PUGaR Masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik

Foto: Istimewa
PUGaR diseleksi bersama 2.126 proposal inovasi lainnya

Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR) berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik berdasarkan penilaian secara nasional oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur  Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB).
 
Keberhasilan salah satu program prioritas nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  ini tertuang dalam Pengumuman KemenPAN-RB Nomor: B/153/PP.00.05/2020 tanggal 18 Juni 2020 tentang Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2020 dan 15 Finalis Kelompok Khusus Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD Tahun 2020.
 
PUGaR KKP menjadi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik setelah diseleksi bersama 2.126 proposal inovasi kategori umum yang sebelumnya telah dinyatakan lolos seleksi administrasi. 
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Aryo Hanggono mengatakan, PUGaR merupakan formulasi kegiatan pemberdayaan yang mampu meningkatkan volume produksi, kualitas, dan penyimpanan garam menjadi lebih baik. 
 
“Isu garam rakyat yang diketahui selama ini adalah kualitasnya yang rendah, namun hal ini telah terjawab dengan adanya inovasi ini,” ungkap Aryo. 
 
Lebih lanjut ia berharap, inovasi layanan PUGaR yang telah diterapkan di beberapa daerah seperti Brebes, Cirebon, Tuban, Lamongan ini dapat diterapkan di lebih banyak tempat, dengan SOP yang ketat sehingga hasilnya lebih memuaskan, memiliki nilai tambah yang tinggi, dan  membantu upaya swasembada garam secara nasional. 
 
Sementara itu, Direktur Jasa Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) KKP, Miftahul Huda, selaku Ketua Unit Penyelenggara Pelayanan Publik PUGaR mengungkapkan, proposal inovasi layanan PUGaR menonjolkan tiga layanan utama. Yakni, integrasi lahan garam, pengelolaan Gudang Garam Nasional (GGN) dan Penguatan Kelembagaan terutama dengan adanya sertifikasi petambak dan pembentukan koperasi induk. Tujuannya agar jaringan pasar, sistem stok dan kecepatan perputaran ekonomi lebih cepat dan besar. 
 
Dengan tiga inovasi tersebut, keberdayaan masyarakat petambak garam dapat meningkatkan, karena mereka sudah mulai belajar berusaha bersama sama untuk berkembang dan makin maju. 
 
“Dari sisi komoditas garamnya, saat ini kandungan NaCl garam petambak bisa di atas 90%. Ini dari lahan belum diolah. Sedangkan garam – garam yang disimpan lebih terjaga mutunya karena gudangnya bagus,” ujarnya. Ia berharap, SOP produksi pada lahan integrasi diperhatikan dan diterapkan di setiap daerah, sehingga dapat meningkatkan ekonomi daerah. 
 
Try Surya A
Editor: Windi L
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain