Rabu, 22 April 2020

Neraca Perdagangan Hasil Perikanan Meningkat 10,5%

Neraca Perdagangan Hasil Perikanan Meningkat 10,5%

Foto: Istimewa
neraca perdagangan hasil perikanan Maret 2020 meningkat 3,71% dibanding Maret 2019.

JAKARTA (AGRINA-ONLINE.COM). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai neraca perdagangan hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 mencapai USD 387,84 juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 3,59% dibanding Februari 2020. Bahkan, neraca perdagangan hasil perikanan Maret 2020 meningkat 3,71% dibanding Maret 2019.

 

Secara kumulatif, nilai neraca perdagangan Indonesia sejak Januari hingga Maret 2020 mencapai USD1,14 miliar. Jumlah ini meningkat 10,50% dibanding periode yang sama tahun 2019. "Data yang kita terima, kinerja ekspor menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Karena dari data ini nilai ekspor mengalami lonjakan yang besar dibanding periode yang sama 2019. Neraca perdagangan positif tumbuh 10,5%," kata  Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo di Jakarta, Rabu (22/4).

 

Nilanto memaparkan surplus perdagangan tak terlepas dari nilai ekspor hasil perikanan sebesar USD 427,71 juta pada Maret 2020. Adapun volume ekspor hasil perikanan pada Maret 2020 mencapai 105,20 ribu ton atau meningkat 15,37% dibanding ekspor Februari 2020. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai USD 1,24 miliar atau meningkat 9,82% dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian pula volume ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai 295,13 ribu ton atau meningkat 10,96% dibanding periode yang sama tahun 2019.

 

Sementara nilai impor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai USD 103,00 juta. Volume impor pada periode Januari–Maret 2020 mencapai 72,44 ribu ton. Dengan kata lain terjadi surplus perdagangan produk perikanan pada bulan Maret atau periode Januari – Maret 2020.  Seperti diketahui, lima negara tujuan utama selama Januari–Maret 2020 ditempati oleh Amerika Serikat dengan nilai USD508,67 Juta (40,97%). Disusul Tiongkok dengan nilai USD 173,22 Juta (13,95%). Selanjutnya negara-negara ASEAN dengan nilai USD 162,29 juta (13,07%), Jepang dengan nilai USD 143,82 juta (11,59%), serta Uni Eropa dengan nilai USD 82,05 juta (6,61%).

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengajak AP5I untuk melihat peluang di balik pandemi Covid-19. Karena itu, Menteri Edhy memastikan bahwa pemerintah memposisikan diri sebagai partner para pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan. Melalui kolaborasi tersebut, sektor ini diharapkan bisa menjadi kekuatan di masa pandemi.

 

"Saya optimis sektor kita menjadi yang memenangkan itu. Potensi ada, permintaan tinggi. Orang tetap butuh asupan protein, dan itu bisa dipenuhi dari produk perikanan," kata Menteri Edhy.

 

Windi Listianingsih

Editor: Peni SP

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain