Foto: Trisnawati
SAE PISAN ajang promosi kearifan lokal
Sukabumi (AGRINA-ONLINE.COM). Pemerintah Kota Sukabumi sukses menyelenggarakan Sukabumi Agro Expo (SAE) Produksi Inovasi, Sinergi dan Aksi Nyata (PISAN) 2019 di Gedung Widaria Kencana (GWK), Sukabumi (16/11).
Acara yang berlangsung dua hari itu diisi berbagai rangkaian acara menarik dan menyenangkan. Warga sekitar pun menjadikan ajang ini alternatif untuk mengisi waktu liburan akhir pekan.
Kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan produk pertanian lokal ini berlangsung semarak. Para pengunjung antusias berkeliling bazar-bazar untuk melihat dan membeli produk-produk yang ditampilkan.
Selain menampilkan produk-produk pertanian, ada juga gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) dengan makan bakso ikan, gerakan minum susu, restocking 100 ribu ekor benih ikan, dan pembagian 2.500 bibit pohon gratis.
Selain itu, ada pula Sukabumi Fish Festival, Sukabumi Pet Show 2019, dan layanan pembuatan dokumen kependudukan, dan perpustakaan keliling.
Achmad Fahmi, Walikota Sukabumi mengatakan, “Acara ini bertujuan untuk mewujudkan ekonomi daerah pada sektor perdagangan, ekonomi kreatif dan pariwisata melalui prinsip kemitraan dengan dunia usaha, pendidikan, dan daerah sekitar.”
Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan yang menyebutkan ketahanan pangan nasional dimulai dari ketahanan pangan tingkat rumah tangga, maka pemberdayaan masyarakat dibidang pertanian pada tingkat keluarga melalui kelompok wanita tani berpotensi menjadi tulang punggung pembangunan dan pencapaian ketahanan pangan.
Fahmi menuturkan, pertanian keluarga juga berkontribusi penting dalam pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs), utamanya pengentasan kemiskinan, perbaikan nutrisi dan sistem pertanian berkelanjutan.
Walikota Sukabumi ke-22 itu menjelaskan, target dan cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045 akan terwujud apabila tersedia sumber daya lahan yang cukup memadai. “Terdapat tiga kunci utama untuk mewujudkan lumbung pangan dunia,” jelasnya. Yang pertama, mempertahankan lahan pertanian eksisting agar tidak terkonversi. Kemudian, penyediaan lahan perluasan baru. Dan yang terakhir yaitu inovasi teknologi maju untuk intensifikasi.
Selain itu juga, Fahmi memaparkan, adanya keterbatasan lahan pertanian di Kota Sukabumi menjadikan Pemerintah Kota berupaya untuk mempertahankan lahan produktif pertanian sebagaimana tercantum dalam RTRW seluas 321 ha yang dijadikan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Galuh Ilmia Cahyaningtyas
Editor: Windi Listianingsih