Foto: Istimewa
Slamet Soebjakto - Perikanan menjadi kegiatan strategis dapat penopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.
Jakarta (AGRINA-ONLINE.COM). Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menyampaikan, Sarjana Kelautan dan Perikanan dapat melihat potensi dan peluang serta siap menghadapi tantangan pembangunan sektor kelautan dan perikanan.
Kontribusi dan profesionalisme untuk mengelola kekayaan sumber daya perikanan Indonesia. Hal ini tentu mutlak diperlukan dalam menghadapi era revolusi 4.0.
“Perikanan akan selamanya menjadi kegiatan strategis karena komponen penopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, kecenderungan penduduk dunia yang akan lebih banyak mengkonsumsi protein daripada karbohidrat turut mendongkrak kebutuhan dunia akan ikan” Slamet saat memberikan pembekalan kepada wisudawan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Jumat (16/8).
Menurutnya, perguruan tinggi sebagai basis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tempat berkumpulnya kaum intelektual. Diharapkan dapat berperan langsung dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan pembangunan perikanan nasional.
Tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam akan semakin besar di tengah fenomena perubahan iklim dan lingkungan, solusinya adalah dengan mendorong pengembangan IPTEK yang sejalan dengan perkembangan dan tantangan yang ada.
“Penerapan IPTEK seperti penggunaan autofeeder atau platform digital bidang investasi perikanan merupakan contoh nyata pemanfaatan teknologi informasi yang telah diadopsi sektor perikanan budidaya dalam upaya masuk ke era digitalisasi.” Ungkapnya.
Slamet melanjutkan, KKP sangat konsen dalam menggarap ekonomi kelautan melalui optimalisasi sektor perikanan dan menjadikannya sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional. Pasalnya, dapat dilihat data semester I tahun 2019 PDB sektor kelautan dan perikanan tercatat senilai 62,31 trilyun rupiah atau naik 0.94% dibanding tahun 2018 yang sebesar 58.97 triliun rupiah.
Kinerja ekspor komoditas perikanan juga mengalami kenaikan sebesar 24.29% dari 32.64 triliun rupiah pada semester I tahun 2018 menjadi 40.57 triliun rupiah pada semester I 2019. Beberapa produk ekspor unggulan seperti udang, rumput laut, rajungan, kakap dan kerapu merupakan komoditas yang telah berhasil dibudidayakan oleh KKP melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).
“Dalam rangka diversifikasi pasar KKP juga mendorong dibukanya pasar baru, salah satunya dengan mulai mengekspor ikan patin ke Arab Saudi tahun ini. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek utama pembangunan perikanan budidaya yakni pengembangan komoditas yang berorientasi pada permintaan pasar. Kami harapkan ekspor komoditas itu dapat menjadi produk ekspor unggulan baru perikanan” jelas Slamet.
Untuk mendukung langkah KKP tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing serta berkeinginan untuk membangun perikanan Indonesia. Perguruan tinggi memiliki asset sumberdaya dan IPTEK yang merupakan kekuatan besar untuk dapat berperan secara aktif membangun perikanan nasional.
Sabrina Y.
Editor: Windi L.
Editor: Windi L.