Perempuan bisa berperan hebat dalam komunitas pertanian jika diberikan akses pengetahuan dan pelatihan.
Lahir dan tumbuh di lingkungan pertanian tidak serta-merta menarik pria berkebangsaan Australia ini meneruskan usaha keluarga di bidang pertanian. Namun siapa sangka, hampir 30 tahun Peter Ford, Presiden Corteva Agriscience™ Asia Pasifik membangun karier di sektor yang menjadi tumpuan keluarga semasa ia kecil.
Apa yang Peter peroleh sehingga begitu menikmati bekerja di perusahaan pertanian selama lebih dari separuh usia kehidupannya? Temukan jawabannya dalam penuturan eksklusif kepada AGRINA di Marina Bay Sands, Singapura.
Membantu Petani
Mengaku bukan hasrat sejak kecil, Peter justru menyukai sektor pertanian. Sebab, pertanian membantu banyak orang di seluruh dunia. Jutaan orang menggantungkan hidupnya di bisnis penyuplai pangan dunia ini. Pun bermacam tantangan dan peluang dihadapi para petani dalam membangun bisnisnya.
Peter mengingat pengalaman hidup senang dan susah yang kenyang ia rasakan sebagai anak petani. Kebanyakan pengalaman pahit dialami ketika remaja, tepatnya saat Negeri Kanguru itu dilanda kekeringan. “Kondisi yang sangat sulit, kami kehilangan hampir semua ternak,” ungkapnya. Beranjak dewasa, ia memutuskan keluar dari lingkungan rumah untuk bekerja di perusahaan ritel. Dari sanalah pria kelahiran Sydney ini justru bergabung dengan perusahaan pertanian, DuPont Crop Protection. Kini DuPont Crop Protection, DuPont Pioneer, dan Dow AgroSciences berada dalam naungan Corteva Agriscience™, divisi pertanian DowDuPont, perusahaan pertanian terkemuka dunia berbasis sains.
Selama menempuh karier bersama DuPont hingga menjadi Corteva dan berkeliling daerah di banyak negara, Peter menemukan, pertanian itu dekat dengan bumi dan merupakan bagian dari sifat alami komunitas masyarakat. Pertanian mengandung nilai-nilai yang kuat, sambungnya, yaitu “Hubungan komunitas dengan pertanian, bagaimana pertanian memberi makan desa dan kota, tantangan dan peluang yang mereka miliki. Mungkin inilah kenapa saya senang bekerja di bidang pertanian.”
Saat kunjungan dinas ke setiap negara, peraih gelar MBA dari Emory Goizueta Business School, Atlanta, Amerika Serikat itu juga memperbanyak waktu di lahan pertanian untuk berbagi kisah dan memperoleh informasi tentang kebutuhan petani. Sehingga, ia bersama Corteva bisa membantu para petani lebih jauh. “Satu hal yang secara pribadi saya ingin perbaiki adalah peran perempuan di komunitas pertanian,” imbuhnya penuh tekad.
Peran Perempuan Petani
Keinginan tersebut memiliki alasan kuat. Peter telah mengarungi pengalaman unik dan sangat memotivasi ketika bertandang ke Medan, Sumut, Agustus lalu. Di sana ia disambut tiga perempuan petani mitra DuPont Pioneer yang ingin berterima kasih dan menceritakan kesuksesan hidupnya. Awalnya ibu-ibu petani itu memperoleh pelatihan cara budidaya yang baik dari perusahaan. Bimbingan dan pelatihan pun berlanjut selama beberapa tahun hingga membahas masalah ekonomi pertanian dan memperoleh akses teknologi.
Berkat bimbingan dan pelatihan tersebut, lanjut dia, mereka berhasil mengangkat kesejahteraan keluarga seperti memperbaiki rumah dan memiliki mobil baru, meningkatkan skala usaha dan memperluas lahan hingga menerapkan mekanisasi. Dua perempuan petani bisa menyekolahkan anak ke universitas, bahkan salah satunya menempuh kuliah di Kanada. “Dan dua di antaranya yang sangat membuat saya tertarik, mereka percaya untuk menjadikan anaknya sebagai generasi penerus petani karena mereka melihat peluang,” tukas Peter dengan mata berbinar.
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 293 yang terbit November 2018. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/