Minggu, 3 Nopember 2013

LIPUTAN KHUSUS : Selektif Saat Memilih

Benur berkualitas harus bebas penyakit dan bersertifikat. 

Benur berkualitas bagus salah satu komponen pendukung keberhasilan budidaya udang. Karena itu, pembudidaya udang harus selektif memilih benur berkualitas agar sukses memanen si bongkok. Lantas, seperti apakah benur berkualitas itu?

Ciri-ciri

Menurut Ir. Ida Bagus Made Suastika Jaya, M.Si, Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem, Bali, benur berkualitas bisa ditunjukkan dengan adanya tes negatif atau bebas penyakit (SPF, specific pathogen free), melalui tes polymerase chain reaction (PCR). Yang paling utama, ujar Made, “Dia harus mengecek 4 jenis virus yang endemik, yaitu Taura Syndrome Virus (TSV), White Spot Syndrome Virus (WSSV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV), dan Infectious Hypodermal and Haematopoetic Necrosis Virus (IHHNV).”

Benur, sambung alumnus Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM itu, harus mencapai stadia post larvae (PL) sesuai standar waktu. “Hubungan umur dengan stadium itu tepat waktu. Kalau sudah 6 hari harus PL 1, terus bertambah lagi 10 hari. Jadi pemeliharaan benur itu hanya 16 hari,” papar Made. Selain itu, keseragaman benur juga perlu diperhatikan. Keseragaman pertumbuhan benur disinyalir akibat pengaruh ada tidaknya kontaminasi IHHNV. Hatchery juga akan mengeluarkan sertifikat yang berisi data kualitas benur yang diproduksi.

Gemi Triastutik, S. Pi, Perekayasa Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, Jatim, menambahkan, benur berkualitas bagus juga lulus uji tes formalin, uji tes salinitas, hingga ketahanan terhadap suhu. Dilihat dari gerakan, ungkap Gemi, “(Benur) akan terlihat lincah. Kalau diputar dia perputarannya bagus, bisa dikatakan benur bagus.”

Sementara, Agus Suryawinadi, S.Pi, Technical Service & Support Hatchery PT Suri Tani Pemuka (STP), memaparkan benih berkualitas ditandai berdasarkan bebas penyakit, keseragaman, kecepatan tumbuh, dan daya tahan. Benur setidaknya bebas dari 7 penyakit, yaitu TSV, WSSV, IMNV, IHHNV, Hepatopancretic Parvo Virus (HPV), Necrotizing Hepatopancreatitis Bacteria (NVB), dan Vibrio harveyi. Keseragaman benur pada umur kurang dari 10 hari di bawah 1. “Misalnya pada umur 8 hari, ukuran benur 8 mm, keseragamannya 0,8. Artinya, ukuran benur sekitar 7,2 – 8,8 mm,” ulas Agus. Kecepatan tumbuh benur pada umur di atas 8 hari harus lebih dari 7,4 mm.

Sedangkan daya tahan benur dinilai melalui stress test. “Kita berangkatkan dengan stress test formalin sampai 95% kehidupannya (SR, survival rate), dengan stress test salinitas 0 ppm selama 20 menit itu kehidupan harus di atas 95%,” terang Agus saat ditemui AGRINA.       

Setelah memilih benur berkualitas bagus, baik Made maupun Gemi mengingatkan pembudidaya untuk menjaga kondisi lingkungan tambak agar nyaman bagi budidaya udang. Pasalnya, meski menggunakan benur berkualitas, panen melimpah tidak akan didapat jika kebersihan lingkungan dan air kolam budidaya diabaikan. 

Windi Listianingsih

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain